Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelas Menengah Calon Kelas Wirausaha

Kompas.com - 30/03/2011, 13:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat kelas menengah Indonesia yang masih didominasi oleh kelompok menengah bawah dapat terjebak dalam middle income country trap, yakni negara-negara yang  pendapatannya sudah masuk level menengah, tapi tidak segera beranjak dari kondisi itu karena tidak ada terobosan-terobosan lanjutan untuk peningkatan perekonomian

”Kan seharusnya mereka (masyarakat kelas menengah) jadi wirausaha dan segala macam untuk tumbuh ke depan. Kalau seandainya sebagian besar dari mereka itu dapat uangnya dari subsidi dan segala macam, ya enggak akan maju, tidak bisa menerobos naik ke atas. Orangnya enggak menjadi dinamisator, malah menciptakan ketergantungan transfer dari pemerintah,” kata Peneliti Senior LPEM UI Mohamad Ikhsan di Jakarta, Rabu (30/3/2011).

Menurut dia, masyarakat kelas menengah bawah dan menengah harus dapat dikelola baik sehingga bisa tumbuh kelas wirausaha sehingga bisa naik kelas, tidak hanya terus berada di level yang sama.

Untuk diketahui, masyarakat kelas menengah saat ini berjumlah 131 juta orang atau sekitar 56 persen dari jumlah penduduk dan mendominasi total pengeluaran rumah tangga sebesar 75 persen.

Dari persentase tersebut, kelas menengah bawah yang banyak berada di wilayah pedesaan dengan pengeluaran 2-4 dollar AS/kapita/hari (40 persen) lebih mendominasi dibandingkan dengan kelompok menengah-kelas menengah dengan pengeluaran 4-6 dollar AS/kapita/hari(20 persen).

Ikhsan pun menyebutkan masyarakat, khususnya kelas menengah bawah, harus tumbuh. ”Caranya supaya mereka bisa keluar dari situ adalah dengan pendidikan. Karena buruh itu kan salah satu aset yang paling besar yang dimiliki mereka. Jika pendidikannya lebih baik, kualitas buruh pun lebih baik,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com