BEIJING, Selasa
Pengesahan masuknya Afrika Selatan itu dilakukan dalam pertemuan pekan ini di Hainan, China, Kamis (14/4). Dengan masuknya Afrika Selatan, akan menguat pula pengaruh negara-negara di dunia.
Para pemimpin dari BRICS ini membahas berbagai macam isu, termasuk konflik yang terjadi di Libya. Pertemuan itu dilakukan di Sanya, Pulau Hainan. Isu kurs mata uang China hanya dibahas sekilas.
Pertemuan ini juga akan menawarkan kesempatan bagi China untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin di antara negara-negara berkembang dan menjadikan BRICS sebagai mitra setimpal dengan Barat.
Presiden China Hu Jintao akan memimpin pertemuan yang juga akan dihadiri Presiden Brasil Dilma Rousseff, Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Rusia Dmitry Medvedev, dan Perdana Menteri India Mahmohan Singh.
Bank besar Goldman Sachs merupakan lembaga yang pertama kali menyebut kelompok negara berkembang itu sebagai BRIC pada 2001. Penyebutan itu terkait dengan semakin meningkatnya pengaruh keempat negara berkembang itu di dunia. China mengundang Afrika Selatan untuk menjadi salah satu bagian dari mereka akhir tahun lalu.
Secara total, penduduk BRICS sekitar 40 persen dari populasi dunia. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, kelompok ini akan menguasai 61 persen pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2014.
”Salah satu hal yang dapat dikerjakan bersama adalah meningkatkan profil dan pengaruh negara berkembang,” ujar Andrew Kenningham, ekonom dari Capital Economics di London.
”Afrika Selatan dapat melakukan lebih banyak hal lagi terkait politik. Posisi Afrika Selatan di BRICS juga