Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

44 Ton Tepung Sagu Dikirim ke Cirebon

Kompas.com - 02/05/2011, 20:46 WIB

AMBON, KOMPAS.com — Sebanyak 44 ton tepung sagu basah hasil produksi pengolah sagu di Pulau Seram, Maluku, dikirimkan ke Cirebon, Jawa Barat, melalui Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, Maluku, Senin (2/5/2011). Pengiriman sagu ke luar Maluku merupakan cara memanfaatkan potensi sagu di Maluku.

Pengiriman tepung sagu basah itu disaksikan Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, Wakil Gubernur Maluku Said Assagaf, beserta sejumlah pejabat di Pemerintah Provinsi Maluku dan pemerintah kabupaten/kota di Maluku. Rencananya, tepung sagu basah akan diolah menjadi bahan baku mi di Cirebon.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Maluku Syuryadi Sabirin mengatakan, dari potensi produksi tepung sagu basah di Maluku sebanyak 891.000 ton per tahun, yang baru dimanfaatkan hanya sebesar 74.000 ton. "Pemanfaatan itu pun hanya di wilayah Maluku untuk memenuhi konsumsi masyarakat Maluku," katanya.

Melihat kondisi itulah, pemerintah bekerja sama dengan sejumlah pengolah sagu di Maluku berupaya untuk memasarkan tepung sagu ke sejumlah industri berbahan baku sagu di Pulau Jawa. Pemasaran ke luar Maluku ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani sagu.

Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun mengatakan, sagu bisa diolah menjadi berbagai bentuk. Selain bisa untuk pangan sehari-hari dan mi, sagu bisa juga untuk bahan baku kue dan bahan baku bioetanol.

"Karena itu, tidak tertutup kemungkinan investor membuat pabrik pengolahan sagu di Maluku, asalkan ada jaminan pasokan sagu yang dibutuhkan pabrik dan kualitas sagu dijaga," katanya.

Hanya, Alex mengingatkan pemanfaatan sagu untuk industri tidak mendorong eksploitasi berlebih terhadap pohon sagu yang justru bisa mengancam ketahanan pangan Maluku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com