Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gagal Lindungi Warga

Kompas.com - 08/05/2011, 22:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kecelakaan pesawat Merpati Nusantara di Teluk Kaimana, Papua Barat, Sabtu (7/5/2011), menunjukkan pemerintah gagal melindungi warga dalam sektor jasa penerbangan.

Pasalnya, kebijakan pembelian pesawat Merpati yang naas itu bukan hanya telah memberikan peluang lahirnya mafia dan bandit yang mencari keuntungan diri sendiri, tetapi justru merusak perlindungan dan keselamatan warga bangsa dan kesejahteraan umum. PT Merpati Nusantara sebagai badan usaha yang dikelola pemerintah dinilai telah mengabaikan aspek-aspek keselamatan jiwa penumpang yang diangkutnya melalui kebijakan ekonomi yang tidak berperspektif konstitusi. Oleh karena itu, BUMN penerbangan itu harus sepenuhnya bertanggung jawab.

Pemerintah juga harus melakukan reevaluasi kembali semua program dan kebijakan BUMN tersebut selain meneliti pembelian pesawat tersebut. Demikian diungkapkan Ketua Kaukus Ekonomi Konstitusi Lintas Fraksi dan Komisi DPR Arif Budimanta kepada Kompas, Minggu (8/5/2011). "Dengan seringnya terjadi kecelakaan pesawat, ini menunjukkan pemerintah melalui BUMN yang dimilikinya telah gagal melindungi warganya," ujarnya.

Menurut Arif, dari perspektif kebijakan ekonomi konstitusi, setiap kebijakan ekonomi seharusnya mempertimbangkan aspek perlindungan kepada segenap bangsa Indonesia, sebagaimana amanat konstitusi yang mewajibkan negara melindungi setiap warga negara.

"Jangan hanya memberikan peluang lahirnya mafia dan bandit yang mencari keuntungan diri sendiri dan merusak standar perlindungan dan keselamatan warga bangsa serta kesejahteraan umum," ujar anggota Komisi XI DPR asal Fraksi PDI-P itu.

Pembelian pesawat tanpa sertifikat itu, lanjut Arif, telah menurunkan (down grade) perlindungan dan keselamatan penerbangan yang selama ini dipatuhi pemerintah sendiri. "Seharusnya, dengan pesawat yang layak dan bersertifikat serta profesionalitas awak pesawat, keselamatan jiwa para penumpang menjadi faktor utama yang harus diperhatikan BUMN," papar Arif.

Menurut dia, perlindungan dan keselamatan penumpang seharusnya bersifat mutlak dan merupakan mandat kepada pemerintah yang harus dilaksanakan BUMN, sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Dengan dasar itu, lanjut Arif, pemerintah harus segera melakukan reevaluasi semua kebijakan ekonominya, khususnya di bidang jasa penerbangan dan transportasi di Merpati Nusantara. "Sudah terlalu sering terjadi kecelakaan sehingga penting dan tidak bisa ditunggu lagi reevaluasi terhadap setiap kebijakan dan program yang diambil oleh BUMN penerbangan kita. Kalau perlu, diteliti bagaimana pembelian pesawat itu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

    Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

    Whats New
    Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

    Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

    Whats New
    Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

    Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

    Whats New
    Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

    Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

    Whats New
    Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

    Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

    Whats New
    Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

    Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

    Spend Smart
    Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

    Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

    Whats New
    Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

    Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

    Work Smart
    Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

    Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

    Work Smart
    Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

    Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

    Whats New
    Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

    Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

    Work Smart
    Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

    Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

    Whats New
    HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

    HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

    Rilis
    Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

    Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

    Whats New
    Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

    Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com