Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbauan Gunakan Pertamax Tak Rasional

Kompas.com - 19/05/2011, 08:57 WIB

 JAKARTA, KOMPAS.com — Imbauan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar masyarakat tidak menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan kebijakan yang tidak efektif. 

Hal itu dikemukakan peneliti ekonomi Habibie Center, Zamroni Salim, seusai menghadiri diskusi "Kedaulatan Ekonomi Nasional: Dulu, Kini, dan Mendatang" yang diselenggarakan The Habibie Center di Jakarta, Rabu (18/5/2011).

"(Kebijakan itu) sangat tidak efektif karena pada dasarnya konsumen itu rasional," kata Zamroni kepada Kompas.com.

Ia menilai, sekalipun pertamax lebih bagus kualitasnya dibandingkan dengan premium karena memiliki nilai oktan yang lebih tinggi sebesar 92 oktan, masyarakat akan tetap berpatokan pada harga. "Konsumen yang rasional dihadapkan pada pemerintah yang irasional," katanya.

Kondisi saat ini, selisih harga premium dan pertamax cukup signifikan, yakni sebesar Rp 4.650. Bahkan, selisih akan bertambah besar mengingat harga pertamax akan kembali naik Rp 200 menjadi Rp 9.250 pada minggu ini. 

Dengan kondisi yang demikian, ia berharap agar pemerintah menaikkan harga premium dengan batas atas harga Rp 8.000 per liternya. "Opsi terbaik, harga premium dinaikkan sampai Rp 7.000-8.000 maksimal," ujarnya, yang juga peneliti ekonomi LIPI ini.

Berdasarkan perhitungannya, selisih yang wajar di antara kedua jenis BBM ini adalah sebesar Rp 1.000-Rp 2.000. Hal itu dinilainya cukup untuk mencegah pengguna pertamax beralih ke BBM bersubsidi dalam hal ini premium.

Lebih jauh ia mengemukakan, sebenarnya premium bisa dihilangkan di Indonesia karena kualitasnya yang tidak bagus, dengan nilai oktan sebesar 88 oktan. "Gejolak masyarakat itu pasti ada, makanya 60-70 persen subsidi BBM harus dialihkan (seperti) ke subsidi pertanian dan kesehatan," tuturnya menanggapi kemungkinan dari opsi kenaikan harga premium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com