Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Minta Revisi Asumsi ICP

Kompas.com - 06/07/2011, 20:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam Rancangan APBN Perubahan 2011 sebesar 95 dollar AS per barrel.

Hal ini disebabkan rata-rata harga minyak Indonesia tahunan bergerak sudah melebihi 10 persen dari asumsi makro APBN 2011.

Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Evita H Legowo, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, tentang Pembahasan Asumsi Makro Pada Rancangan APBN 2011, Rabu (6/7/2011), di Gedung MPR/DPR, Jakarta.

Evita menjelaskan, pola perkembangan harga minyak sejak September 2007 mengalami gejolak yang sulit diprediksi. Pengaruh bursa di pasar komoditas dan pengaruh geopolitik di negara-negara produsen minyak.

Sejak awal April 2011, harga minyak Indonesia mulai turun, diharapkan pola yang terjadi pada September 2008 (saat harga minyak mentah mulai anti klimaks) sudah mulai pada April lalu.

Dalam APBN 2011, dalam hal rata-rata harga minyak Indonesia 10 persen di atas asumsi makro APBN, pemerintah diamanatkan dapat melakukan kebijakan penyesuaian harga BBM. "Rata-rata harga minyak Indonesia tahunan bergerak sudah melebihi 10 persen dari asumsi makro APBN 2011," kata dia.

Pola perkembangan harga minyak sejak tahun 2008 berbeda dengan pola tahun-tahun sebelumnya. "Perkembangan harga minyak Juni-Desember diharapkan dapat kembal i kepada harga minyak yang direferensikan oleh OPEC (sekitar 80 dollar AS per barrel), sehingga rata-rata harga minyak Indonesia tahun 2011 sekitar 95 dollar AS per barrel," ujar Evita menjelaskan.

Dalam asumsi APBN 2011, harga minyak bumi Indonesia 80 dollar AS per barrel. Sedangkan realisasi sampai dengan Mei 2011 mencapai 107 dollar AS per barrel. Kementerian ESDM memperkirakan, ICP tahun 2011 sebesar 95 dollar AS per barrel. "Atas dasar itu kami mengusulkan ICP dalam RAPBN Perubahan 2011 sebesar 95 dollar AS per barrel," kata dia.

Dengan pertimbangan, pada awal Mei 2011, harga minyak cenderung turun karena adanya resesi ekonomi yang disebabkan tingginya harga minyak.

Adanya komitmen OPEC untuk tetap meningkatkan produksi minyak, dan diprediksikan keadaan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara akan makin baik, sehingga menyebabkan kestabilan harga minyak.

Perkembangan harga minyak dunia pada 21 Juni lebih rendah dari 29 April 2011. Sebagai contoh, harga minyak WTI (di NYMEC) turun dari 113,74 dollar AS per barrel menjadi 93,40 dollar AS per barrel, harga minyak mentah Brent (di ICE London) turun dari 124,9 5 dollar AS per barrel menjadi 110,95 dollar AS per barrel.

Sedangkan harga minyak Dubai (di Platts) turun dari 118,6 dollar AS per barrel menjadi 107,15 dollar AS per barrel, sedangkan harga minyak mentah Minas/SLC (di Platts Singapura) turun dari 129,44 dollar AS per barrel menjadi 115,78 dollar AS per barrel.

Sementara itu harga minyak mentah Indonesia (ICP) Juni (sementara sebesar 116,06 dollar AS per barrel. Adapun ICP Mei 115,18 dollar AS per barrel. Sementara itu ICP rata-rata Januari-Jui 2011 sebesar 111,35 dollar AS per barrel, dan ICP rata-rata Desember 2010-Juni 2011 (acuan APBN) sebesar 108,49 dollar AS per barrel.

"ICP rata-rata Juni 2010 sampai dengan Juni 2011 (nilai ICP 12 bulan terakhir ) 96,10 dollar AS per barrel," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk 'Manajer Rp 1 Miliar', Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk "Manajer Rp 1 Miliar", Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Whats New
[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Spend Smart
Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Earn Smart
Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Whats New
Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Work Smart
AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

Whats New
Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Whats New
Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Whats New
Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Whats New
Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Whats New
Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com