Jakarta, Kompas -
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yanti Sukamdani di Jakarta, Sabtu kemarin.
Secara terpisah, anak kedua dari Ki Ageng Widyanto, Puspo Kuncoro, yang dihubungi di Madinah, mengatakan, setelah shalat subuh waktu Madinah atau sekitar pukul 08.00-09.00 WIB, ia mendapat kabar dari sopirnya di Solo bahwa Ki Ageng Widyanto tidak bangun-bangun waktu dibangunkan. ”Lalu, dibawa ke rumah sakit. Ternyata, bapak sudah tiada,” katanya.
Menurut Puspo, selama ini, Ki Ageng Widyanto tidak sakit atau memiliki keluhan mengenai suatu penyakit. Ia juga belum dapat memastikan kapan Ki Ageng Widyanto dimakamkan.
Yanti menambahkan, Ki Ageng Widyanto asal Wonogiri, Jawa Tengah, merupakan pengusaha restoran yang ulet, pekerja keras, dan supel bergaul. ”Bayangkan, dari pedagang bakso yang biasa-biasa, ia mampu menjadi pengusaha franchise dengan 140 restoran di seluruh Indonesia. Untuk ukuran Indonesia, itu sudah bagus,” katanya.
Sebagai pengusaha, Widyanto memang merintis usaha sejak dari nol. Sejak kelas 2 SMP tahun 1966 di Solo, Widyanto sudah menjajakan bakso dengan pikulan berkeliling kota. ”Usaha njual bakso ini memang saya rintis sendiri dengan keliling memikul bakso,” kata Widyanto (Kompas, 17/2/1996).