Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Gula Nasional Turun

Kompas.com - 21/07/2011, 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) memperkirakan, produksi gula kristal putih nasional berbasis tebu dalam negeri hanya sekitar 2,4 juta ton, atau lebih rendah dari target. Rendahnya produksi selain karena faktor cuaca, juga akibat renndahnya rendemen gula pada musim giling tahun ini.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat APTRI Sumitro Samadikoen dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2011), di Jakarta. "Dengan kondisi produksi seperti sekarang, mustahil target produksi gula bakal tercapai," katanya.

Sumitro mengatakan, pada akhir tahun 2010 banyak tebu petani yang tidak bisa dipanen akibat hujan terus berlangsung sehingga ada kendala tebang angkut. Ada juga tanaman tebu yang sekadar dipapras, tetapi tidak dirawat. Begitu pula masih banyak tanaman tebu petani yang dibiarkan tidak dirawat.

Kondisi ini makin diperparah dengan kondisi iklim yang tidak mendukung tahun ini. Pada tebang tebu di awal musim giling rendemen rata-rata 5 persen, hingga saat ini pun rata-rata rendemen masih di bawah 7 persen.

Di Lampung, beberapa petani bahkan sudah mengajukan diri untuk tidak lagi menanam tebu. Ini disebabkan rendahnya rendemen dan harga jual gula saat lelang.

Wakil Sekretaris Jenderal APTRI Nur Khabsin mengatakan, harga lelang gula pada musim giling akhir 2010 mencapai Rp 9.400 per kg. Pada awal giling 2011 hanya pernah menyentuh Rp 7.180 dan sekarang hanya mencapai Rp 8.400. Belum lagi kebijakan tata niaga dan distribusi gula rafinasi yang justru mendistorsi pasar gula petani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com