Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Nazar, Harga BBM Batal Naik?

Kompas.com - 24/07/2011, 09:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah tampaknya tidak tertarik dengan usulan IMF (Dana Moneter Internasional) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) agar menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar tahun ini.

Demikian dikemukakan Pengamat Ekonomi, Ryan Kiryanto, Sabtu (23/7/2011). "Saya punya keyakinan Pemerintah tidak akan naikkan harga BBM," kata Ryan.

Menurut Ryan, ada sejumlah pertimbangan pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi. Di antaranya partai politik penguasa di pemerintahan yakni Partai Demokrat saat ini tengah dalam sorotan publik atas dugaan kasus Mantan Bendahara M Nazaruddin. "Risiko politiknya tambah besar kalau menaikkan harga BBM," kata dia.

Dijelaskan pemerintahan yang berbasis Partai Demokrat saat ini tengah berada dalam tekanan politik dengan ramainya pergunjingan soal Nazaruddin. Di tengah sorotan publik itu karena Nazaruddin itu, Pemerintah yang dimotori Partai Demokrat tidak mau menambah risiko dengan menaikkan harga BBM. "Yah mungkin, gara-gara tekanan politik yang berisiko karena Nazaruddin," canda Ryan.

Selain itu, Ryan juga mengatakan jika harga BBM naik maka yang paling kena dampaknya adalah masyarakat miskin pengguna BBM bersubsidi. "Terutama para nelayan," ujarnya

Jika harga BBM naik, menurut Ryan juga akan berpengaruh pada kenaikkan tingkat inflasi. "Kalau harga BBM dan tarif listrik tidak naik maka tingkat inflasi bisa 5 persen tahun ini," ujar dia.

Dikatakan sinyal pemerintah tidak menaikkan harga BBM juga bisa dilihat dari upaya pemerintah menaikkan budget subsidi dalam APBN sebesar Rp 150 triliun khusus untuk subsidi listrik dan BBM. "Tentu ini menambah defisit APBN," kata Ryan.

Namun demikian, Ryan menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan mengambil kebijakan menambal defisit 2,1 persen itu (Rp 500 triliun). "Kebijakannya, kemungkinan pemerintah akan berlakukan tax atau pajak untuk UKM. Besarannya 2,5-5 persen," ujar Ryan.

Dia menegaskan jika kebijakan ini akan mendapatkan resistensi dari pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah). "Dengan pendapatan UKM yang kecil tapi dikenakan pajak maka konsekuensinya pelaku UKM akan menaikkan harga produk. Ini akan membuat tingkat inflasi tambah tidak akan terkendali," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

    KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

    Whats New
    Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

    Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

    Whats New
    IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

    IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

    Whats New
    Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

    Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

    Whats New
    Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

    Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

    Whats New
    Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

    Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

    Whats New
    Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

    Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

    Whats New
    Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

    Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

    Whats New
    Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

    Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

    Whats New
    Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

    Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

    Whats New
    Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

    Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

    Whats New
    KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

    KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

    Whats New
    Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

    Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

    Whats New
    Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

    Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

    Whats New
    Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

    Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com