Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricky Suhendar, Selalu Cari Tantangan

Kompas.com - 27/07/2011, 06:24 WIB

Setelah itu, apa yang dilakukannya di Singapura ia adaptasi untuk Indonesia, dengan menciptakan Online Reality show. Hal ini dilakukan karena reality show sedang booming di Indonesia. "Dan belum ada yang melakukan secara online," tambahnya.

Lagi-lagi, kampanye ciptaannya ini kembali meraih keberhasilan. "Saya bisa katakan, ini adalah digital campaign dengan skala besar yang berhasil di jalankan di Indonesia," ungkapnya.

Setelah berhasil menangani produk makanan ringan tersebut, ia pun ditarik oleh perusahaan untuk menangani produk minuman isotonik Pocari Sweat. Saat itu, penjualan minuman isotonik, yang merupakan pemimpin pasar di kelasnya, terbilang stagnan. "(Tahun) 2010 tidak tumbuh sales-nya," tutur dia.

Terhadap pemasaran produk ini yang menjadi tulang punggung dari perusahaan PT Amerta Indah Otsuka ini, ia pun membawa "barang baru." Apa itu? Digital marketing! Menurutnya, sekalipun Pocari Sweat merupakan produk terkenal bahkan menjadi pemimpin pasar, gaya pemasarannya masih konvensional. "Saat saya dipercaya meng-handle pocari, saya langsung membuat gebrakan kegiatan marketing baru, yang saat ini lagi trend di Indonesia bahkan di dunia, yaitu digital marketing. Jadi, saya membuat facebook, twitter, website baru untuk pocari sweat, dengan desain yang bisa menarik users, menciptakan aktivitas di media sosial, banyak sekali saya nggak bisa sebut satu-satu," sebut dia.

Proyek pemasaran terbesarnya adalah saat ia menciptakan kampanye IONOPOLIS. Selain itu, ionopolis sebagai bagian dari upaya pemasaran pun dikeluarkan pada November 2010.

Ionopolis merupakan game jejaring sosial terpadu pertama di Indonesia dengan menggunakan tiga media, yaitu Facebook, Twitter, dan Foursquare. Upaya pemasaran ini pun terbilang sukses dengan menjaring peserta sebanyak 95.000 lebih. "Selama Januari-Juli 2011. Itu tumbuh 20 persen dari tahun lalu. Ya targetnya semester satu ini ditutup dengan bagus," sebutnya, yang bisa dianggap sebagai dampak kesuksesan dari program pemasaran tersebut.

Apalagi program tersebut menyasar kaum muda."Bukan pergeseran (sasaran konsumen Pocari). Dari dulu target Pocari adalah konsumen umur 15-35. Tetapi selama ini tidak ada keseriusan marketing Pocari menggarap segmen umur 15-25-nya. Nah, saat saya masuk, saya memberikan perhatian juga terhadap target tersebut (anak muda)," ungkap dia.

Ia menuturkan, potensi pasar dari kaum mudah sangat besar. Ia pun menyebutkan, pengeluaran konsumsi dari konsumen dengan rentang umur 15-25 tahun dapat mencapai angka Rp 200 triliun. Ini berdasarkan data survei Majalah Marketing bulan April 2011.

Untuk membidik konsumen khusus itu, sejumlah iklan Pocari pun belakangan ini menggunakan sejumlah hal yang berkaitan yang sedang disukai anak muda. Sebut saja, pemakaian pesepakbola Irfan Bachdim dan sepeda fixie dalam iklannya.

Ia menceritakan bagaimana perjuanganya dalam mendapatkan Irfan Bachdim untuk iklannya. "Saat itu kan lagi AFF, Irfan sangat sibuk, sementara saya kepengen iklan Pocari dengan Irfan ini cepet tayang di televisi dan harus yang pertama. Sebelum iklan Irfan dengan yang produk lain. Jadi, saya sampai datang ke kamar hotelnya di Hotel Sultan pagi-pagi, demi mendapatkan approval dan lain-lain," ujar dia. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com