Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Diawali dari Kebun

Kompas.com - 29/07/2011, 02:40 WIB

Tebu di Indonesia tampaknya tidak bertambah manis. Data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian menunjukkan penurunan rendemen gula.

Bila pada tahun 2002 rendemen gula 6,88 persen dan meningkat jadi 8,2 pada tahun 2009, tahun 2010 rendemen melorot ke 6,47 persen. Sekalipun pada musim giling tebu hingga Juni 2011 rendemen diperkirakan naik, tetapi masih sangat rendah, yakni 6,89 persen.

Rendemen di pabrik gula (PG) di Jawa justru lebih rendah dari rata-rata nasional, hanya 6,61 persen. Sekalipun rendemen tahun 2011 naik 0,42 poin, produktivitas gula hablur per hektar (ha) naik tipis, dari 5,29 ton jadi 5,4 ton per ha. Ini karena produktivitas tebu juga turun, dari 81,8 ton/ha jadi 78 ton, atau turun sekitar 3,8 ton.

Peneliti dari Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Aris Toharisman, Senin (25/7) di Jakarta, mengungkapkan, produksi gula tebu nasional bisa dinaikkan hingga 4,2 juta ton.

Untuk menaikkan produksi 1,9 juta ton dari produksi 2010, hanya butuh tambahan areal 180.000 hektar dan pembangunan 10 PG baru berkapasitas masing-masing 10.000 ton tebu per hari (TCD).

Peningkatan produksi gula 4,2 juta ton hanya dapat dilakukan bila disertai perbaikan budidaya tebu, mekanisme tebang angkut, dan proses penggilingan tebu di PG.

Bibit unggul mutlak

Peningkatan produksi gula mungkin dilakukan mengingat potensi produksi varietas unggul tebu hasil P3GI tinggi.

Varietas unggul PS 901, misalnya, memiliki potensi hasil 86,6 ton tebu per ha, rendemen 10,9 persen, dan produksi gula hablur 9,5 ton per hektar. PS 881 berpotensi menghasilkan tebu 119 ton, rendemen 11,7 persen, dan hablur 13,9 ton. Adapun PS 882 berpotensi hasil 113,1 ton tebu, rendemen 12,1 persen, dan hablur 13,7 ton.

Aris mengungkapkan, di tingkat budidaya perbaikan bibit meliputi penggunaan varietas yang tepat, masa tanam sesuai iklim, komposisi varietas yang tepat, dan tebang sesuai waktu giling dapat meningkatkan produktivitas lebih dari 20 persen menjadi 6,72 ton.

   Perbaikan kultur teknis lain dapat meningkatkan hasil 10 persen menjadi 7,39 ton per hektar. Perbaikan manajemen tebang angkut akan mendongkrak 15 persen menjadi 8,5 ton per hektar. Perbaikan kinerja di PG berkontribusi 10 persen sehingga hasil jadi 9,35 ton per hektar.

Perbaikan teknis budidaya sudah terbukti meningkatkan hasil gula saat pemerintah tahun 2003 membuat program peremajaan tebu dengan bongkar ratoon, yaitu mengganti tanaman tebu yang sudah berulang kali dikepras dengan bibit baru.

Pemerintah menyalurkan anggaran Rp 66,8 miliar, Rp 74,3 miliar (2004), dan Rp 94,3 miliar (2005) dalam bentuk program Penguatan Modal Usaha Kelompok.

Data Dewan Gula Indonesia menunjukkan, tahun 2003 produksi gula nasional hanya 1,63 juta ton. Tahun 2008 atau lima tahun kemudian produksi gula melonjak naik 1 juta ton. Selain karena bibit baru, juga ada penambahan areal tebu dari 337.181 hektar menjadi 436.504 ton.

Sayangnya, program bongkar ratoon yang terbukti sukses itu tidak lagi jadi fokus pemerintah. Direktur Budidaya Tanaman Semusim Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian Agus Hasanuddin mengungkapkan, program bongkar ratoon tetap dilakukan, tetapi sebagai kegiatan petani.

Fokus Kementerian Pertanian tidak ke sana, melainkan, antara lain, mengembangkan bibit melalui kultur jaringan. Tahun 2011 dialokasikan dana Rp 88 miliar dan tahun ini Rp 204 miliar.

Juga bantuan traktor dan pendamping serta permodalan melalui program Kredit Ketahanan Pangan dan Energi dengan subsidi bunga 7 persen selain dana akselerasi Rp 400 miliar.

Agus melihat, selain persoalan budidaya, harga juga sangat memengaruhi produksi. Ketika harga gula bagus, produksi meningkat. Tetapi, ketika harga tahun 2008 jatuh, produksi tebu tahun 2009 ikut turun. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 69 Diperpanjang, Simak Syarat dan Caranya

Whats New
Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting Buat Perbaikan SDM

Sri Mulyani Sebut Program Makan Bergizi Penting Buat Perbaikan SDM

Whats New
Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Google PHK 100 Karyawan di Unit Cloud

Whats New
Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Jalan Sumbu Kebangsaan Sisi Barat Selesai Dibangun, Kereta Otonom IKN Siap Diuji Coba Agustus

Whats New
Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Pertamina Pastikan Kesiapan Pasok Energi Hijau di IKN

Whats New
Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Relaksasi Kebijakan Ekspor Pertambangan, Beberapa Konsentrat Kini Bisa Diekspor

Whats New
Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Kekhawatiran Finansial Terbesar adalah Tak Punya Uang Saat Pensiun

Earn Smart
Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Stafsus Sri Mulyani Pastikan Gaji Mantan Kepala Otorita IKN Sudah Dilunasi

Whats New
Harga Emas Terbaru 4 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 4 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Ditargetkan Beroperasi 1 Agustus, Menhub Ungkap Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN

Ditargetkan Beroperasi 1 Agustus, Menhub Ungkap Progres Pembangunan Bandara VVIP IKN

Whats New
Dana Abadi Daerah: Solusi Penuh Tantangan

Dana Abadi Daerah: Solusi Penuh Tantangan

Whats New
Mengenal Istilah Delisting dan Relisting di Bursa Efek Indonesia

Mengenal Istilah Delisting dan Relisting di Bursa Efek Indonesia

Earn Smart
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Borong Saham BBCA Rp 1,98 Miliar, Ini Alasan Bos BCA Jahja Setiaatmadja

Borong Saham BBCA Rp 1,98 Miliar, Ini Alasan Bos BCA Jahja Setiaatmadja

Whats New
Penuhi Kebutuhan Pertahanan RI, PT Len Bentuk 'Joint Venture' dengan Perusahaan Teknologi Perancis

Penuhi Kebutuhan Pertahanan RI, PT Len Bentuk "Joint Venture" dengan Perusahaan Teknologi Perancis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com