JAKARTA, KOMPAS.com - Taiwan, negara kecil dengan perekonomian yang kuat, membutuhkan sedikitnya 40.000 tenaga kerja Indonesia. Mereka membutuhkan puluhan ribu pekerja untuk mengisi sektor domestik, konstruksi, anak buah kapal, dan perawat jompo.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Reyna Usman seusai melaporkan hasil kunjungan ke Taiwan kepada Mennakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Senin (8/8/2011).
Reyna berkunjung ke Taiwan untuk menghadiri pelantikan Kepala Bidang Tenaga Kerja Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taiwan.
"Perluasan pasar kerja di negara itu masih terbuka, karena kondisi perekonomian di Taiwan cukup bagus yang membutuhkan tenaga-tenaga kerja terampil sektor formal dan informal," ujarnya.
Sampai akhir Juli 2011, terdata pada Kamar Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) bahwa ada 166.261 orang TKI bekerja di Taiwan. Selama ini, bagi TKI yang bekerja di Taiwan ada di sektor domestik ada 87 persen dan sisanya 13 persen bekerja di sektor semiformal dan formal di bidang manufaktur, kesehatan, pelaut atau anak buah kapal, dan sektor konstruksi.
"Pemerintah akan memanfaatkan peluang kerja sektor formal dan informal itu dengan cara mempersiapkan calon TKI yang hendak bekerja dengan keterampilan yang memadai, sesuai dengan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan," ujar Reyna.
Peluang kerja di Taiwan patut menjadi salah satu alternatif penempatan setelah pemerintah menghentikan sementar a penempatan TKI ke Arab Saudi per 1 Agustus 2011.
Sebelumnya, pemerintah sudah memberlakukan moratorium penempatan TKI ke Jordania dan Kuwait karena lambannya penyelesaian TKI bermasalah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.