Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Pelajari Laporan Tahunan Jamsostek

Kompas.com - 12/08/2011, 17:43 WIB

 

JAKARTA, KOMPAs.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) tidak hanya menerima begitu saja Laporan Tahunan PT PT Jaminan Sosial Kesehatan (Jamsostek) 2010, tetapi akan mendalami laporan dan data-data lainnya terkait keuangan dan investasi perusahaan itu. Selain ke Jamsostek, ICW dan KAJS juga meminta informasi di PT Taspen, PT Askes dan PT Asabri.

Hal itu diungkapkan peneliti senior ICW, Febri Hendri, seusai menerima Laporan Tahunan 2010 PT Jamsostek dari Kepala Biro Humas, M Sarjan Lubis, di Gedung Jamsostek, Jakarta, Jumat (12/8/2011).

"Kami akan dalami dulu. Kalau laporan ini kurang, kami akan minta informasi lainnya," ucap Febri, yang didampingi sejumlah aktivis Komite Aksi Jaminan Sosial (KAJS), antara lain Indra Munaswar dan Andriko Odang.

Sebelumnya, sekitar 30-an orang aktivis ICW dan KAJS menggelar aksi bersama di depan Gedung Jamsostek, Jakarta. Mereka menyatakan dukungannya terhadap RUU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang akan melaksanakan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), selain meminta keterbukaan Jamsostek dan tiga BUMN lainnya dalam memberikan informasi soal kinerja keuangan dan investasi perusahaan.

"Informasi di empat BUMN itu akan dipelajari, mulai dari remunerasi, insentif, dan tantiem direksi serta investasi dan dana titipan lainnya seperti besaran dana, strategi, keputusan, keutungan dan penggunaannya," tambah Febri.

Menurut Febri, keterbukaan publik sangat diperlukan untuk mencegah korupsi di mana pun, termasuk di empat BUMN. "Kami percaya, dengan dijadikan BPJS serta keluar dari BUMN, empat BUMN itu akan terbuka. Jika sudah terbuka, peluang korupsi akan kecil," jelas Febri.

Ditanya kemungkinannya ICW dan KAJS mencurigai adanya korupsi di Jamsostek sehingga meminta informasi, Sarjan menepis. "Tidak, silakan saja kami, kami terbuka," kata Sarjan.

Sejauh ini, empat BUMN itu menolak dilebur menjadi BPJS meskipun pemerintah dan DPR sepakat adanya transformasi kelembagaan, karyawan, set dan program Jamsostek, Askes, Taspen dan Asabri. Panitia Khusus DPR bersama pemerintah saat ini tengah membahas RUU BPJS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com