Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Minta Dibangunkan Pabrik Gula

Kompas.com - 14/08/2011, 18:53 WIB

CIREBON, KOMPAS.com - Petani tebu di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, minta agar pemerintah merevitalisasi pabrik gula, diutamakan membangun pabrik gula baru. Itu perlu dilakukan, untuk mendorong daya saing gula yang dihasilkan, dan memastikan agar berproduksi dengan skala ekonomi yang menguntungkan.

"Pabrik gula saat ini sudah tidak mampu beroperasi secara maksimal, karena mempergunakan teknologi lama sejak dibangun lebih dari seabad lalu," tutur Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Anwar Asmali, di Pabrik Gula Milik RNI, Cirebon, Minggu (14/8/2011).

Anwar menyampaikan laporannya itu kepada Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, dalam kunjungan kerjanya di Cirebon.

Anwar berharap revitalisasi tersebut mendapat dukungan penuh pemerintah berupa penyertaan modal. Apabila tidak bisa memodali, pemerintah diharapkan bisa memberikan subsidi khusus, berupa subsidi bunga agar revitalisasi pabrik gula dibiayai dan dapat terwujud.

"Kondisi pabrik gula sudah tidak bisa bersaing dengan perkembangan saat ini. Kami ingin pemerintah melakukan revitalisasi pabrik gula. Dulu Wakil Presiden Jusuf Kalla hanya mendorong perbankan memberikan pinjaman kepada pabrik gula. Kini saatnya pemerintah membantu sepenuhnya atau memberikan subsidi bunga," ujar Anwar.

Dalam pertemuan tersebut Anwar juga mengusulkan beberapa hal pada pemerintah, seperti pengendalian impor gula, pencabutan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) 10 persen jasa giling, penghentian izin pendirian pabrik gula rafinasi, pemutakhiran data stok gula yang lebih akurat, penetapan harga dasar yang lebih baik dan menindak tegas penyelundup gula.

"Saat ini, harga gula tani hanya mencapai kisaran Rp 8.500 per kilogram (kg). Harga ini menurun terus sejak tahun lalu yang sekitar Rp 9.000 per kg. Padahal biaya produksi semakin naik dari tahun- ketahun," jelas Anwar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com