Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Sukses Tekan Angka Pengangguran

Kompas.com - 16/08/2011, 15:31 WIB
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah saat ini tengah melakukan transformasi ekonomi nasional, dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini mampu menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus menekan angka pengangguran.

"Pada awal tahun 2011, jumlah pengangguran terbuka menurun menjadi 8,1 juta orang atau 6,8 persen. Jumlah penduduk miskin juga berkurang, menjadi 30 juta orang atau 12,5 persen. Upaya ini harus terus kita tingkatkan agar tahun depan, jumlah pengangguran terbuka dapat kita turunkan lagi hingga menjadi 6,4 - 6,6 persen, dan jumlah penduduk miskin terus berkurang menjadi sekitar 10,5 - 11,5 persen," kata Kepala Negara ketika menyampaikan pidato kenegaraan terkait RUU tentang APBN 2012 beserta Nota Keuangan di depan Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (16/8/2011) di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Turut hadir dalam sidang tersebut Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, dan lainnya.

Berkaitan dengan upaya penciptaan lapangan pekerjaan, pemerintah dikatakan perlu menempuh langkah-langkah terobosan. Sejak Desember tahun lalu, pemerintah telah mengajak semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan dunia usaha, hingga BUMN untuk bersama-sama terlibat aktif dalam mempercepat dan memperluas perekonomian nasional.

Upaya ke arah percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi itu dituangkan ke dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, atau MP3EI. Kebijakan baru ini, kata Presiden, adalah langkah terobosan strategis untuk melengkapi strategi pembangunan yang bersifat sektoral dan regional, yang dijalankan selama ini.

Dalam rancang bangun MP3EI itu pemerintah menggunakan tiga strategi besar, yaitu mengembangkan enam koridor ekonomi Indonesia yang meliputi koridor Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan koridor Papua-Maluku. Kedua, memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara internasional. Ketiga, mempercepat kemampuan SDM dan IPTEK untuk mendukung pengembangan program utama, dengan meningkatkan nilai tambah di setiap koridor ekonomi.

Pengembangan keenam koridor ekonomi itu diharapkan mampu menjadi mesin penggerak pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mendorong pemerataan pembangunan wilayah. "Untuk memantau secara intensif pelaksanaan MP3EI, pemerintah telah membentuk Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI). Sementara itu, pendanaan kegiatan MP3EI kita lakukan melalui keterpaduan pendanaan dari APBN, APBD, BUMN, serta pihak swasta dan masyarakat. Pelaksanaan MP3EI ini semaksimal mungkin memberikan peran yang besar kepada pelaku usaha domestik dan sumberdaya dalam negeri," katanya.

Sejalan dengan itu, Presiden berharap agar anggaran yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga benar-benar dapat diarahkan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan MP3EI. Demikian pula, pemerintah berharap BUMN dapat menjadi pilar dan kontributor utama dalam pelaksanaan MP3EI, bukan hanya komitmen, tetapi harus menjadi investasi nyata.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terkini Lainnya

    OJK Sebut Ada 24 Pinjol dengan TWP90 di Atas 5 Persen

    OJK Sebut Ada 24 Pinjol dengan TWP90 di Atas 5 Persen

    Whats New
    Tanggapi Demo Pedagang, Wamendag: Intinya Impor Baju Bekas Dilarang

    Tanggapi Demo Pedagang, Wamendag: Intinya Impor Baju Bekas Dilarang

    Whats New
    Pemerintah Fasilitasi Perlindungan Pelaut RI di Luar Negeri

    Pemerintah Fasilitasi Perlindungan Pelaut RI di Luar Negeri

    Whats New
    Soal Akuisisi Blok Masela, Dirut Pertamina: Tunggu Tanggal Mainnya, Ini Kejutan

    Soal Akuisisi Blok Masela, Dirut Pertamina: Tunggu Tanggal Mainnya, Ini Kejutan

    Whats New
    Venteny Bukukan Pertumbuhan Pendapatan 243 Persen pada Kuartal I-2023

    Venteny Bukukan Pertumbuhan Pendapatan 243 Persen pada Kuartal I-2023

    Whats New
    Ekspor RI ke Uni Eropa Terhalang Aturan Anti Deforestasi, Mendag: Cari Pasar Baru

    Ekspor RI ke Uni Eropa Terhalang Aturan Anti Deforestasi, Mendag: Cari Pasar Baru

    Whats New
    Kemenhub Bakal Alokasikan Rp 4,1 Triliun untuk Subsidi Angkutan Perintis di 2024

    Kemenhub Bakal Alokasikan Rp 4,1 Triliun untuk Subsidi Angkutan Perintis di 2024

    Whats New
    Lowongan Kerja Adaro untuk Lulusan S1 dan S2, Simak Persyaratannya

    Lowongan Kerja Adaro untuk Lulusan S1 dan S2, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Penyebab GTSI Absen Tebar Dividen Tahun Ini

    Penyebab GTSI Absen Tebar Dividen Tahun Ini

    Whats New
    Bagaimana Nasib Aset Tommy Soeharto yang Tak Kunjung Laku Dilelang?

    Bagaimana Nasib Aset Tommy Soeharto yang Tak Kunjung Laku Dilelang?

    Whats New
    Targetkan Penurunan GRK, Pemerintah Dorong Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan

    Targetkan Penurunan GRK, Pemerintah Dorong Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan

    Whats New
    Di Singapura, Luhut Paparkan 4 Strategi Jaga Pertumbuhan Ekonomi RI

    Di Singapura, Luhut Paparkan 4 Strategi Jaga Pertumbuhan Ekonomi RI

    Whats New
    Laba Bersih Bank IBK Naik 75 Persen pada Kuartal I-2023

    Laba Bersih Bank IBK Naik 75 Persen pada Kuartal I-2023

    Whats New
    Waskita dan Wika Diduga 'Poles' Laporan Keuangan, Pemerintah Lakukan Investigasi

    Waskita dan Wika Diduga "Poles" Laporan Keuangan, Pemerintah Lakukan Investigasi

    Whats New
    OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Dinamika Perekonomian Global

    OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga di Tengah Dinamika Perekonomian Global

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+