SURABAYA, KOMPAS
Demikian ditegaskan Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi seusai melakukan pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan kalangan pemain gula termasuk investor pabrik gula, PTPN, dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia di Surabaya, Senin (22/8). ”Akan ada pertemuan berikutnya untuk membahas regulasi pergulaan,” kata Bayu.
Soekarwo juga menegaskan, pabrik gula yang baru wajib menggunakan bahan baku lokal berupa tebu rakyat. ”Jatim harus bebas dari rafinasi untuk konsumsi karena setiap tahun gula lokal saja masih surplus sehingga rakyat tetap berminat menanam tebu untuk mendukung produksi pabrik gula,” katanya.
Selama ini berbagai kalangan di Jatim menolak rencana pembangunan pabrik gula karena tidak didukung lahan tebu. Bertambahnya pabrik gula diharapkan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap gula impor.
Investasi pabrik gula tidak akan dipersoalkan oleh berbagai kalangan di bisnis pergulaan jika pemilik modal mengutamakan pembangunan kebun tebu. Setelah bahan baku tercukupi untuk minimum 70 persen, sambil terus meningkatkan areal, pabrik gula mulai dibangun.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil mengatakan, kebijakan pemerintah melarang investor mendirikan pabrik sebelum menyiapkan lahan sangat positif bagi petani. Dengan keputusan seperti itu, produsen gula tidak lagi mengandalkan rafinasi impor, tetapi memanfaatkan sumber utama dari tebu rakyat.
Lima pabrik gula baru akan dibangun oleh PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, PT Gula Kabupaten Mojokerto, PT Permata Tene Kabupaten Probolinggo, PT Kencana Gula Manis Kabupaten Blitar, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia di wilayah selatan Kabupaten Malang. Pendirian lima pabrik gula tersebut untuk memanfaatkan sekitar 200.000 hektar potensi lahan perkebunan tebu di Jatim.
Selama ini, menurut Arum, impor gula kristal mentah untuk keperluan bahan baku industri makanan dan minuman terus meningkat. Saat ini impor gula rafinasi secara nasional mencapai 2,1 juta-2,4 juta ton per tahun. Akibatnya, sebagian gula rafinasi merembes ke pasar eceran sebagai gula konsumsi. Bahkan, ada calon investor yang hendak mendirikan pabrik gula di Jawa Timur sudah mengajukan impor rafinasi yang diduga menjadi bahan baku.