Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Perketat Penyaluran BBM Bersubsidi

Kompas.com - 06/10/2011, 16:23 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT Pertamina (Persero) memperkirakan, realisasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi melebihi kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun 2011 yang sebesar 40,49 juta kilo liter.

Untuk itu, perseroan itu mulai memperketat penyaluran bahan bakar minyak bersubsidi di sejumlah daerah. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun, saat dihubungi, Kamis (6/10/2011), di Jakarta.

Sebelumnya, Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR menyepakati penetapan asumsi volume BBM bersubsidi dalam RAPBN Perubahan 2011 adalah 40,49 juta kiloliter (kl). Rinciannya, premium 24,54 juta kl, minyak tanah 1,8 juta kl, dan solar 14,15 juta kl.

Ada penambahan kuota 1,9 juta kl dari kuota BBM bersubsidi pada APBN 2011, yakni 38,59 juta kl. Menurut Harun, dengan asumsi volume BBM bersubsidi itu, maka perseroan itu berharap pemerintah segera menerapkan pengaturan bahan bakar bersubsidi.

"Kami menginginkan konsekuensinya adalah, ada pengaturan dari permintaan BBM bersubsidi. Itu yang harus dilakukan dan ditepati," ujarnya. Selama ini, dalam penyaluran BBM bersubsidi, Pertamina melaksanakannya berdasarkan kuota BBM tahunan kemudian dibagi berdasarkan realisasi harian. Hal ini disesuaikan antara permintaan BBM bersubsidi dengan kuota yang diatur. "Kami sudah mempunyai kuotanya dari angka harian. Sekarang kami tinggal mengatur," kata dia.

Selama Bulan Puasa dan libur lebaran, lanjut Harun, perseroan itu melonggarkan pasokan BBM bersubsidi. Hal ini mengingat peningkatan kebutuhan BBM bersubsidi di kalangan masyarakat baik untuk industri maupun untuk mudik lebaran.

"Setelah Bulan Puasa dan lebaran, kami mulai memperketat distribusi BBM bersubsidi agar tidak melebihi kuota," kata dia. Ia mengambil contoh, untuk daerah setempat, kalau permintaan agak turun, dikontrol, kalau permintaan naik maka akan direm pasokannya.

Jika sebuah SPBU kehabisan BBM bersubsidi pada pukul dua siang, maka Pertamina baru akan memasok kembali bahan bakar bersubsidi itu keesokan harinya. Harun menjelaskan, pihaknya menginginkan mematuhi kuota BBM bersubsidi yang telah ditetapkan pemerintah.

Dengan ada asumsi kuota BBM bersubsidi dalam APBN-P 2011, maka konsekuensinya adalah ada pengaturan dari permintaan bahan bakar bersubsidi. "Itu yang harus dilakukan dan ditepati. Kalau tidak, maka bisa terus melebihi kuota, dan itu membuat APBN menjadi tidak sehat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com