Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Dituding Lakukan Tindakan Brutal

Kompas.com - 10/10/2011, 19:51 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Perwakilan Rakyat asal Papua, Diaz Gwijangge, menilai, PT Freeport Indonesia telah melakukan tindakan brutal terhadap karyawannya sendiri. Perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu diminta segera memenuhi hak-hak karyawan yang selama ini dituntut.

"Saya minta Freeport tidak menggunakan aparat keamanan baik polisi maupun TNI dalam menghadapi aksi demo karyawan menuntut haknya. Bila perusahaan terus menggunakan kekuatan aparat, malah menambah daftar panjang pelanggaran HAM di tanah Papua," ujar Diaz Gwijangge kepada sejumlah wartawan seusai mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan jajarannya di Gedung MPR/DPR/DPD Senayan, Jakarta, Senin (10/10/2011).

Anggota Komisi X DPR ini juga meminta aparat Kepolisian Daerah Papua mengusut tuntas insiden berdarah di Terminal Bus Gorong-gorong, Timika, Kabupaten Mimika, Papua, Senin, 10 Oktober 2011 siang. Insiden itu menyebabkan satu orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka akibat terkena peluru tajam.

"Kami mendapat informasi, bentrok terjadi antara aparat kepolisian dan karyawan Freeport di Terminal Bus Gorong-gorong. Seorang karyawan, Petrus Ayamiseba, dikabarkan tewas," ujar Diaz, anggota Fraksi Partai Demokrat DPR.

Selain itu, jelas legislator kelahiran Mapnduma, Pegunungan Tengah Papua, ini, korban yang terkenal peluru aparat antara lain Leo Wandagau, Charly Suripto, Alus Komba, Melkias Rumbiak, Yunus Nguvuldujn, Philiton Kogoya, dan Ahmad Mustofa.

Menurut Diaz, saat ini korban luka dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Mimika. Pihaknya terus berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait di Timika agar bentrok tidak meluas dan memakan korban lebih banyak.

"Hingga saat ini, kami terus menanti informasi lebih jauh dari Timika terkait insiden ini. Saya minta aparat kepolisian mengusut tuntas insiden berdarah agar tidak memakan korban lebih banyak lagi," ujar Diaz yang juga anggota Komisi X DPR.

Anggota DPRD Kabupaten Mimika, Anastasia Tekege, mengungkapkan, kalangan legislator setempat sudah turun di Terminal Bus Gorong-gorong, lokasi terjadinya bentrok.

"Kami belum mendapat informasi detail soal bentrokan karena suasananya kurang kondusif. Satu orang dari marga Ayamiseba dikabarkan meninggal dunia. Namanya Petrus Ayamiseba. Kasus bentrokan ini ditengarai bermula dari mogok karyawan Freeport," kata Anas, Ketua Komisi B DPRD Mimika dari Partai Indonesia Sejahtera.

Diaz juga meminta Pemerintah Indonesia segera memanggil manajemen Freeport, Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Mimika, anggota DPR dan DPD RI asal Papua, serta semua pemangku kepentingan untuk membicarakan problem pelik yang selama ini dihadapi pihak manajemen dan karyawan.

"Saya minta Freeport menghentikan stigmatisasi separatis terhadap karyawan yang berunjuk rasa menuntut hak-haknya. Stigmatisasi ini sangat menyakitkan, terutama penduduk lokal pemilik ulayat yang bekerja di Freeport," tandas Diaz. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com