Dalam realisasinya, AXA terlebih dahulu masuk ke Indonesia melalui asuransi jiwa dan kemudian barulah saat ini memperluas pasar ke asuransi kerugian.
Ketertarikan AXA, menurut Randy, adalah pangsa pasar asuransi kerugian yang amat besar di Indonesia. Sebagai gambaran, rasio premi asuransi umum dibandingkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini hanya sebesar 0,55 persen.
Selain itu, Randy juga melihat ekonomi Indonesia terus tumbuh berkesinambungan. Salah satunya terlihat dari angka penjualan kendaraan bermotor yang pesat terutama di kota-kota besar. Kesadaran masyarakat untuk berasuransi pun terus meningkat, salah satunya dari maraknya masyarakat membeli asuransi kesehatan.
”Pemegang saham berkomitmen untuk membesarkan perusahaan hasil kerja sama. Mandiri akan mengoptimalkan pasar dan jaringan, sementara AXA akan mengoptimalkan keahliannya di teknis asuransi,” kata Randy.
Kerja sama kedua perusahaan sebelumnya sudah terjalin saat mereka berpatungan membentuk asuransi jiwa AXA Mandiri. Perusahaan ini melakukan banyak langkah terobosan, seperti mengembangkan secara intensif jalur pemasaran telemarketing dan kemudahan pembayaran klaim, yang pada akhirnya membuatnya tumbuh relatif cepat.
Strategi dan model yang telah diterapkan pada asuransi jiwanya itu akan dicoba diimplementasikan pula pada asuransi kerugian.