Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revitalisasi Pabrik Gula di Situbondo Mulai 2012

Kompas.com - 17/11/2011, 22:10 WIB
Siwi Yunita Cahyaningrum

Penulis

SITUBONDO, KOMPAS.com — Revitalisasi pabrik gula di Situbondo, Jawa Timur, akan dimulai 2012. Rencana itu terkait dengan tuntutan swasembada gula 2014. Selama ini sejumlah pabrik gula memang masih mengandalkan teknologi dan mesin lama yang kurang efektif.

Rencana revitalisasi pabrik gula tersebut diungkapkan Burhan Chotib, Koordinator Administratur Pabrik Gula (PG) di Situbondo, Kamis (17/11/2011).

Menurut Burhan, revitalisasi akan dilakukan di PG Asembagus terlebih dahulu. Disusul kemudian PG lain seperti Pandjie, Wringinanom, dan Olean.

Asembagus didahulukan karena dianggap bisa berkembang. Selama ini rendemen tebu Asembagus tinggi, mencapai 7,85 persen. Jika perbaikan dilakukan, angka rendemen bisa lebih tinggi lagi. "Ini penting untuk mengejar swasembada gula nanti," kata Burhan.

Revitalisasi PG Asembagus rencananya dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama, menurut Burhan, dilakukan dengan mengganti mesin pemutar nila. Selanjutkan akan ada peningkatan kapasitas giling dari 2.500 ton per hari menjadi 3.500 ton per hari.

Para petani sebelumnya juga mendesak agar pabrik gula di wilayah Situbondo direvitalisasi. Selama ini angka rendemen tertinggi hanya didapatkan di PG Asembagus.

Asriwan petani tebu yang menggilingkan padi di PG Pandjie mengaku hanya mendapatan rendemen 7,6 persen pada Agustus.

Menurut Asriwan, petani ramai-ramai pindah ke PG lain di antaranya karena ingin mendapatkan nilai rendemen yang lebih baik, dan nilai jual yang lebih tinggi. Eksodus tebu ke luar Situbondo itu sudah dimulai sejak awal musim giling tahun ini. Akibatnya, PG Pandjie, Wringinanom, dan Olean kekurangan bahan baku.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat untuk PG Asembagus Samsul mengatakan, ia memilih menggiling tebu di PG lain karena nilai rendemen bisa mencapai 11 persen. "Kalau memang karena mesin, ya harus diganti yang lebih efektif dan efisien," kata Samsul.

Sumitra, perwakilan petani tebu untuk PG Wringinanom, menambahkan, kapasitas giling PG di Situbondo sangat minim. Kapasitas giling selama ini hanya 2.200 ton per hari, padahal idealnya 3.500-4.000 ton per hari. Akibatnya, mereka harus menunggu lama untuk mendapatkan giliran giling . Proses penebangan hingga pengangkutan pun bisa memakan waktu satu bulan lebih.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com