JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengemukakan, porsi asing di Surat Berharga Negara turun seiring dengan tekanan akibat krisis Amerika Serikat dan Eropa.
Portofolio investor asing di SBN posisi di 25 November itu adalah Rp 219 ,4 triliun, atau 29,3 persen dari total outstanding SBN. "Kalau kita bandingkan dengan akhir Oktober posisinya itu Rp 219 ,8 triliun. Jadi memang ada penurunan posisi investor asing di dalam SBN, " ujar Perry dalam diskusi dengan wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa ( 29/11/2011 ).
Sementara itu, kepemilikan asing Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp 39,9 triliun per 31 Oktober 2011 . Sedangkan, pada 25 November, portofolio asing hanya mencapai Rp 21,9 triliun. Menurut Perry, penurunan ini sebagian besar merupakan SBI asing yang jatuh tempo dan tidak diperpanjang lagi.
"Jadi memang ada investor asing yang kemudian menjual SBN-nya atau tidak memperpanjang SBI yang mereka miliki yang jatuh tempo," ujar dia.
Sementara saham, ia menyebutkan masih terjadi kenaikan net beli asing. Dengan melihat net kumulatif aliran per tanggal transaksi, maka terlihat ada kenaikan dari Rp 18,5 triliun pada 31 Oktober menjadi Rp 21,2 triliun pada 25 November.
"Jadi secara keseluruhan memang apa yang terjadi di global itu memberikan tekanan di pasar keuangan. Tidak hanya Indonesia tapi seluruh negara mengalami itu," ucap Perry. Dan, lanjut dia, masih ada kecenderungan investor asing menjual sebagian kepemilikannya baik di SBN maupun SBI yang jatuh tempo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.