SURABAYA , KOMPAS.com - Provinsi Jawa Timur dengan 31 pabrik gula yang beroperasi, pada tahun ini mengalami surplus gula hingga 750.000 ton. Kelebihan itu terjadi, karena ada kenaikan produksi sekitar 14 persen.
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, di Surabaya, Senin (5/12/2011), mengatakan, produki gula hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 1,25 juta ton, atau naik 14 persen dibandingkan produksi tahun 2010 sebanyak 1 juta ton. Oleh karena itu ada surpuls 750.000-800.000 ton, dari kebutuhan konsumsi gula penduduk Jatim sebesar 432.697 ton.
Kendati secara nasional disebutkan masih kekurangan gula konsumsi, karena menurunnya produksi, khusus Jatim justru mengalami peningkatan. Bahkan hingga November 2011 sudah mencapai 1,1 juta ton, atau lebih tinggi dari produksi 20 10 sebesar 1 juta ton.
Bahkan kata Soekarwo, berdasarkan data Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), Jatim masih konsisten menjadi provinsi yang surplus gula. Secara nasional hanya ada dua provinsi yang hampir setiap tahun mengalami surplus gula yakni Jatim dan Lampung.
Mengacu pada data P3GI, kebutuhan konsumsi gula penduduk Jatim 432.697 ton. Dengan produksi 1,25 juta ton, akan ada surplus sekitar 750.000-800.000 ton. Kendati demikian Soekarwo khawatir, pasar jatim masih dibanjiri gula impor, yang seharusnya untuk industri.
Secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), Adig Suwandi, mengatakan, beredar dan diperdagangkannya gula rafinasi di pasar eceran sejumlah kota di Sulawesi Selatan, menunjukkan kelemahan struktural dalam pengawasannya.
Jika mengacu pada ketentuan yang berlaku sampai saat ini, gula rafinasi hanya dapat diperdagangkan untuk bahan baku industri makanan dan minuman, bukan untuk konsumsi langsung.
Pernyataan bahwa transaksi tersebut dilakukan distributor nakal, merupakan alasan klasik yang sulit dipertanggungjawabkan. Apalagi selama ini distributor nakal selalu dijadikan dalih beredarnya gula rafinasi, selain sulitnya idnusri kecil pengolahan makanan dan minuman memperoleh gula rafinasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.