Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arun, Riwayatmu Kini...

Kompas.com - 21/12/2011, 03:20 WIB

Masa kejayaan kilang Arun yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh, telah redup. Realisasi produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) terus merosot seiring penurunan pasokan gas dari lapangan Arun. Dari enam kilang yang ada, hanya satu kilang yang beroperasi dan menghasilkan LNG untuk diekspor.

Untuk tahun 2012, menurut Presiden Direktur PT Arun NGL Fauzi Husin, volume produksi LNG diperkirakan hanya 22 kapal kargo. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan saat puncak produksi tahun 1994 yang mencapai 224 kapal per tahun dengan volume LNG 2.200 juta standar metrik kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/ MMSCFD).

Kelangkaan sumber gas alam dan melambungnya harga gas di pasar dunia mengakibatkan volume produksi LNG kilang Arun terus anjlok. Akibatnya, beberapa industri pengguna gas di daerah itu terpaksa mengurangi kapasitas produksi. Bahkan, ada perusahaan yang berhenti berproduksi sehingga ribuan karyawan kehilangan pekerjaan dan fasilitas pabrik yang ada terbengkalai.

Saat ini, kontrak pembelian gas dengan pihak pembeli dari Jepang telah berakhir, sedangkan kontrak penjualan LNG ke Korea Selatan akan segera berakhir tahun 2014. Dengan berakhirnya kontrak itu, kegiatan operasional kilang LNG Arun akan secara otomatis berakhir.

Padahal kehadiran kilang LNG Arun telah menciptakan sentra-sentra ekonomi Aceh berbasis pada industri dan beragam bentuk jasa perdagangan. Keberadaan kilang LNG Arun mendorong tumbuhnya industri-industri baru lain, seperti pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda, PT ASEAN Aceh Fertilizer, dan PT Kertas Kraft Aceh.

Jika kilang LNG Arun ditutup, kalangan ulama dan akademisi Aceh mengkhawatirkan hal itu akan menimbulkan dampak sosial ekonomi secara luas. Penghentian kegiatan produksi kilang LNG Arun akan berdampak langsung pada kegiatan ekonomi di Aceh yang sudah bergantung pada sektor industri utama. Fasilitas kilang LNG yang masih siap pakai dan bernilai triliunan rupiah pun akan terbengkalai dan jadi besi tua.

PT Arun NGL, di Lhokseumawe, Aceh, memiliki catatan sejarah panjang sebagai pemasok besar LNG internasional dan ditugasi pemerintah untuk mengekspor LNG ke Jepang dan Korea Selatan sesuai kontrak. Kehadiran kilang Arun yang beroperasi sejak 37 tahun silam itu menciptakan sentra-sentra ekonomi Aceh berbasis industri pengguna gas dan aneka bentuk jasa perdagangan.

Perusahaan yang dibentuk dan mulai berproduksi tahun 1978 itu didirikan secara patungan dengan komposisi saham milik PT Pertamina (55 persen), Mobil Oil Inc selaku perusahaan merger ExxonMobil (30 persen), dan asosiasi para pembeli gas di Jepang (JILCO) memiliki porsi saham 15 persen.

Fasilitas kilang Arun saat ini masih dalam kondisi baik. Mesin-mesin masih terpelihara, misalnya, delapan unit pembangkit turbin gas dengan kapasitas 20 megawatt per unit pembangkit. Fasilitas penting lain, seperti tangki penyimpan LNG, elpiji, dan kondensat, masih bisa digunakan untuk mengembangkan model logistik berupa tempat penampung cadangan bahan bakar yang siap didistribusikan ke sejumlah tempat.

Jika proyek kilang itu dihentikan begitu kontrak ekspor gas berakhir, aset PT Arun NGL senilai Rp 6,3 triliun akan jadi besi tua. Untuk itu, pemerintah dan manajemen PT Pertamina berencana memanfaatkan kilang LNG Arun untuk memenuhi kebutuhan gas di Aceh dan Sumatera Utara. Delapan unit turbin gas Arun dengan total kapasitas 160 megawatt akan dipakai untuk memperkuat sistem kelistrikan di Aceh.

Jadi, kilang LNG Arun akan beralih fungsi menjadi terminal penampung gas kapasitas 320 juta kaki kubik per hari. Pasokan gas untuk terminal Arun itu bisa berasal dari blok migas lain seperti LNG Tangguh, Papua Barat. Nilai investasi revitalisasi ini sekitar 374 juta dollar AS. Angka ini dinilai jauh lebih murah dibandingkan jika membangun terminal penerima gas baru yang mencapai sekitar 600 juta dollar AS.

Apabila bisnis ini dijalankan dengan baik, industri-industri nasional di Aceh yang mati suri dapat kembali beroperasi. Bagi rakyat Aceh, Arun telah jadi simbol kemajuan ekonomi. (EVY RACHMAWATI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com