Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industrialisasi Perikanan Masih Sulit Diwujudkan

Kompas.com - 21/12/2011, 23:06 WIB
Brigita Maria Lukita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program industrialisasi perikanan yang dicanangkan pemerintah masih sulit diterapkan. Hal itu karena semangat industrialisasi itu masih mengandalkan impor ikan sebagai jalan pintas untuk memenuhi kekurangan bahan baku.

Demikian terungkap dalam "Diskusi Evaluasi 2011 dan Proyeksi 2012: Agenda Kelautan dan Perikanan", di Jakarta, Rabu (21/12/2011).

Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) Riza Damanik mengemukakan, industrialisasi perikanan yang dicanangkan pemerintah sulit terwujud apabila kekurangan bahan baku diselesaikan dengan jalan pintas impor ikan. Ketergantungan impor juga akan berdampak pada merosotnya kualitas perdagangan.

Tahun 2010, neraca perdagangan ikan dan produk perikanan Indonesia mencapai 1,7 miliar dollar AS. Sedangkan, Januari- Agustus 2011, neraca perdagangan ikan dan produk perikanan sudah mencapai 1,2 miliar dollar AS.

Adapun nilai impor ikan tahun 2010 mencapai 318.803 ton, sedangkan Januari-September 2011 sebesar 210.376,4 ton. Dari 79 jenis produk perikanan yang diimpor, sebanyak 40 jenis produk dan komoditas perikanan bisa dihasilkan di dalam negeri.

Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Suhana, mengemukakan, jenis ikan yang terbanyak diimpor tahun ini adalah ikan sardin yakni 59.500 ton (33,1 persen) senilai 35,7 juta dollar AS, serta ikan mackerel sebanyak 61.600 ton (34,3 ton) atau senilai 47,2 juta dollar AS. Dua jenis ikan itu untuk kebutuhan bahan baku.

Meski impor ikan untuk bahan baku itu tinggi, namun tidak signifikan mendongkrak kapasitas produksi industri pengolahan. Hingga triwulan III 2011, kapasitas terpakai industri pengolahan baru 78,4 persen atau naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 70,6 persen.

"Muncul indikasi, ikan impor untuk bahan baku yang masuk ke Indonesia merembes ke pasar-pasar lokal," ujarnya.

Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor Alan Koropitan mengemukakan, peningkatan industri perikanan harus didukung dengan intervensi pemerintah membangun gudang penyimpanan.

Di sisi hulu, diperlukan upaya jangka pendek memperkuat nelayan melalui adaptasi iklim, melatih nelayan untuk alternatif mata pencarian dan bukan sekadar memberikan bantuan kapal tanpa disertai pendampingan usaha dan pengelolaan usaha. Selain itu, menetapkan wilayah kurang dari 6 mil sebagai daerah perlindungan ikan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk 'Manajer Rp 1 Miliar', Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Tanri Abeng, Mantan Menteri BUMN Berjuluk "Manajer Rp 1 Miliar", Meninggal Dunia di Usia 83 Tahun

Whats New
[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

[POPULER MONEY] Penerbangan Garuda Terdampak Gangguan Sistem Imigrasi | Kecerdasan AI Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan Pakai Virtual Account Bank Muamalat

Spend Smart
Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Cara Mudah Transfer BTN ke GoPay via ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Penasaran Berapa Gaji Lurah PNS di DKI Jakarta?

Earn Smart
Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Cara Daftar dan Aktivasi Bima Mobile lewat HP

Whats New
Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Menko Airlangga Tepis Isu Defisit APBN Lampaui 3 Persen

Whats New
Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Contoh Surat Jual Beli Tanah Bermeterai

Whats New
Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Catat, 10 Tips agar Cepat Mendapat Pekerjaan Setelah Lulus Kuliah

Work Smart
AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

AHY Sebut Tanah Bersertifikat Punya Nilai Ekonomi Lebih Tinggi

Whats New
Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Bangun Ekosistem Keuangan Syariah, BSI Gelontorkan Pembiayaan Rp 1,8 Triliun ke 3 Sektor

Whats New
Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Cara Mengurus Buku Tabungan BRI Hilang dan Persyaratannya

Whats New
Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Jubir Kemenperin: Jangan Korbankan Industri Tekstil demi Industri Lain

Whats New
Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Asosiasi Pengusaha Berharap UMKM Tak Terdampak PHK Tokopedia

Whats New
Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Syarat Mengurus ATM Hilang dan Prosedurnya pada Setiap Bank

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com