JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bisa menyebabkan inflasi tahun 2012 bertambah 0,7-0,8 persen.
"Ya, sebetulnya dari angka perkiraan 4,5 persen tahun depan, itu sudah termasuk kenaikan tarif listrik, belum termasuk pembatasan BBM bersubsidi," ujar Darmin, di Gedung Mahkamah Agung, Jakarta, Kamis (29/12/2011).
Menurutnya, jika pembatasan BBM bersubsidi tetap dijalankan, maka perhitungan inflasi akan bertambah 0,7-0,8 persen.
"Sehingga inflasi tahunan akan berkisar di 5,2 - 5,3 persen," tambah Darmin.
Terkait hal ini, Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Badan Pusat Statistik, Djamal, juga menyatakan hal serupa. Ia mengatakan, rencana pembatasan BBM bersubsidi dengan opsi yang sering digencarkan, yaitu mewajibkan kendaraan pribadi menggunakan BBM jenis pertamax, pasti akan menyebabkan inflasi. Karena, kata dia, upaya itu sama saja menaikkan harga BBM dari premium ke pertamax.
"Itu sama saja dengan naiknnya harga premium ke harga pertamax, walaupun kenaikan tidak 100 persen," kata Djamal.
"Itu (inflasi) pasti ada. Tetapi, dampaknya tidak sebesar kalau kenaikan harga BBM untuk semua (kendaraan). Karena hanya untuk mobil pribadi," tambahnya.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan