Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INSPIRASI BISNIS

Bioskopnya Mini, Labanya Maksi

Kompas.com - 05/01/2012, 14:42 WIB

KOMPAS.com - Anda yang gemar nonton film terbaru di bioskop ternama, bisa jadi pernah kelewatan nonton film favorit. Hal itu terjadi karena Anda sedang sibuk bekerja atau bioskopnya terlalu jauh untuk disambangi.

Nah, bagi Anda yang tak sempat nonton film favorit di bioskop, sekarang ada jalan keluarnya. Tak perlu beli DVD bajakan karena sekarang sudah banyak bioskop mini yang menyediakan tontonan film sesuai dengan pesanan penggemarnya.

Sesuai dengan namanya, bioskop mini memiliki tempat duduk yang terbatas. Lihat saja, kapasitas duduk di situ paling banyak untuk 20 orang dan paling sedikit dua orang. Sepintas, konsep bioskop mini mirip ruang karaoke, di mana konsumen bisa memilih tempat sesuai dengan kebutuhan.

Tentu banyak keuntungan nonton di bioskop mini. Selain bisa pesan film, "Penggemar film tak perlu khawatir jika telat menonton film favorit mereka," kata Ide Hafizh, Manajer Movie Box, salah satu penyedia bioskop mini di Yogyakarta.

Mirip dengan bioskop biasa, Movie Box juga dilengkapi tata suara yang mumpuni. Penonton yang sering hadir di Movie Box itu adalah kelompok usia remaja dan dewasa.

Hafizh bilang, usaha yang berdiri sejak 2004 itu menyediakan studio kapasitas dua orang, empat orang sampai 20 orang. Selain studio dengan layar lebar seperti bioskop, Movie Box juga menyediakan studio dengan teve plasma.

Soal tarif menonton, Hafizh mematok mulai Rp 60.000 sampai Rp 180.000 untuk satu film. "Omzet kami bisa Rp 80 juta per bulan," ujar Hafizh yang mengelola dua gerai Movie Box di Yogyakarta.

Selain Movie Box ada Rumah Cinema The Mini Theater di Sidoarjo, Jawa Timur. Bioskop mini yang beroperasi sejak Agustus 2008 lalu ini sudah memiliki 3.000 koleksi film untuk pengunjungnya.

David Dwik, manajer operasional Rumah Cinema (RC) bilang, mereka hanya menyediakan film sesuai dengan usia si penonton. "Jika penontonnya pelajar maka kami beri pilihan film remaja sesuai dengan umur," tutur David.

Selain menjadi ajang hiburan, bisnis ini dijadikan sarana pendidikan bagi siswa sekolah. "Banyak guru mengajak siswa menonton film pendidikan ke tempat kami," pungkas David.

Untuk menonton film di RC, David mengenakan tarif tiket Rp 15.000 per orang. Tarif tiket menonton itu tetap sama termasuk tarif pada akhir pekan.

Agar pengunjung semakin ramai, David memberikan harga khusus bagi penonton yang datang rombongan, terutama rombongan dengan jumlah lebih 20 orang. "Tarif ramai-ramai hanya Rp 250.000 untuk satu film," kata David.

Dalam sehari, David mampu menjaring 200 penonton dengan omzet harian rata-rata Rp 3 juta atau omzet sebesar Rp 90 juta per bulan. "Biaya operasional bisnis ini relatif kecil hanya 20 persen dari omzet," terang David.

Bagi Anda yang tertarik berbisnis ini, modal yang dibutuhkan sekitar Rp 100 juta - Rp 200 juta. Uang itu untuk membeli peralatan studio seperti layar, proyektor, player, tempat duduk, dekorasi ruangan, serta koleksi film.

Namun sebelum terjun ke bisnis ini, sebaiknya Anda perlu memperdalam pengetahuan tentang film terbaru baik lokal atau film impor. (Dea Chadiza Syafina, Hafid Fuad/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melonjak Rp 14.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Selasa 4 Juni 2024

Melonjak Rp 14.000, Simak Rincian Harga Emas Antam Selasa 4 Juni 2024

Spend Smart
Investor Ritel Tolak Papan Pemantauan Khusus FCA, Ini Respons BEI

Investor Ritel Tolak Papan Pemantauan Khusus FCA, Ini Respons BEI

Whats New
Pemerintah Lanjutkan Bagi-bagi 'Rice Cooker' Gratis, Anggaran Rp 85 Miliar

Pemerintah Lanjutkan Bagi-bagi "Rice Cooker" Gratis, Anggaran Rp 85 Miliar

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

Harga Bahan Pokok Selasa 4 Juni 2024 Mayoritas Naik, Tepung Terigu Turun Tipis

Whats New
Pemerintah Sudah Bayarkan Rp 10,89 Triliun untuk Gaji ke-13 ASN, TNI, dan Polri

Pemerintah Sudah Bayarkan Rp 10,89 Triliun untuk Gaji ke-13 ASN, TNI, dan Polri

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Tarif Listrik Setelah Juni 2024 Bakal Naik? Ini Kata Kementerian ESDM

Whats New
Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Kekhawatiran Ekonomi Bebani Investor, Dow Jones Turun Lebih dari 115,2 Poin

Whats New
Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Mengintip Peluang Usaha Nasi Goreng, Berapa Modal dan Keuntungannya?

Smartpreneur
Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Anggaran Subsidi Listrik 2025 Diprediksi Rp 88 Triliun, Naik Rp 15 Triliun

Whats New
Ada 'Jamu Manis', BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Ada "Jamu Manis", BI Pede Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai 12 Persen

Whats New
Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Cara Klaim JHT BPJS Ketenagakerjaan via Lapak Asik

Whats New
Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Cara Bayar Cicilan KPR BTN via Aplikasi dan ATM

Spend Smart
Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com