Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerdas Gunakan Antibiotika

Kompas.com - 07/02/2012, 10:39 WIB

KOMPAS.com - Tidak jarang, antibiotika dianggap sebagai obat dewa yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Padahal, antibiotika tidak bisa dikonsumsi untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan virus. Sembarangan mengonsumsi antibiotika hanya membuat tubuh sembutuhkan obat yang lebih kuat. Selain lebih mahal, jika punya efek samping yang juga lebih berat.

Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk membunuh bakteri. "Karena itu, antibiotik diberikan ketika ada tanda-.anda infeksi bakteri," kata Dr. Tonny Loho, Sp.PK(K) dari Divisi Infeksi Departemen Patologi Klinik FKUI-RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Ada banyak jenis antibiotika dan masing-masing bekerja dengan cara berbeda pada berbagai jenis bakteri. Dokter akan memutuskan yang paling balk untuk infeksi yang diderita pasiennya.

Meskipun antibiotika adalah obat yang manjur, obat ini tidak mengobati segala jenis penyakit. Antibiotika tidak manjur melawan penyakit yang disebabkan oleh virus. Jadi obat yang satu ini tidak bisa mengobati flu, sebagian besar penyakit bronkitis akut, hidung meter, dan sebagian besar sakit tenggorokan yang bukan disebabkan bakteri Streptococcus.

Ada bahaya bila kita minum antibiotika ketika tidak membutuhkannya. Antibiotika bakal tidak bisa bekerja secara efektif saat kita benar-benar memerlukannya. Setiap kali kita minum antibiotika, di tubuh bersarang bakteri-bakteri yang tidak bisa dibunuh si antibiotika.

Bakteri ini kemudian bermutasi dan semakin sulit dibasmi. Antibiotika yang biasa digunakan untuk membunuhnya tak lagi mempan. Bakteri tersebut menjadi bakteri yang resisten terhadap antibiotika.

Infeksi Sulit

Bakteri yang makin bandel ini bisa menyebabkan infeksi yang lebih serius dan lebih lama. Untuk mengobatinya, butuh antibiotika yang lebih kuat dan mahal. Antibiotika lebih kuat ini bisa menimbulkan efek samping dibandingkan dengan antibiotika sebelumnya.

Celakanya, bakteri resisten antibiotika ini bisa menyebar ke anggota keluarga, anak-anak, rekan kerja dan masyarakat sekitarnya. Masyarakat jadi punya risiko terkena infeksi yang semakin sulit dan mahal disembuhkan. Antibiotika yang biasa diresepkan dokter tidak lagi mempan.

Di samping itu, minum antibiotika ketika tak dibutuhkan malah menimbulkan efek samping pusing, diare, dan sakit perut. Antibiotika menyebabkan iritasi dan pembengkakan usus besar.

Ini terjadi karena antibiotika membunuh bakteri normal di usus dan menyebabkan bakteri C. difficile berkembang biak. Alhasil, terjadi diare, demam, dan kram perut. Wanita pun bisa terkena infeksi jamur vagina karena minum antibiotika sebab bakteri baik di vagina ikut terbunuh antibiotika.

"Selain dikonsumsi seperlunya sesuai dengan resep dokter, pasien juga sebaiknya berhati-hati mengonsumsi ketika sedang mengusahakan kehamilan. Katakan kepada dokter sedang dalam program punya anak, sehingga dokter pun akan lebih berhati-hati meresepkan antibiotika. Banyak yang baru tahu dirinya hamil setelah terlambat haid dua minggu. Lebih balk jika seorang talon ibu memberi tahu dokter sebelum itu," kata Dr. Tonny

Pasien juga boleh berinisiatif mengatakan kepada dokter apakah antibiotika pengobatan yang terbaik untuk penyakit yang diderita. Pasien boleh menyatakan kepada dokter tidak ingin mendapatkan antibiotika dan hanya mengonsumsinya ketika dibutuhkan.

Satu hal lain yang harus dipatuhi adalah tidak boleh minum antibiotika yang diresepkan untuk penyakit lain atau obat milik orang lain. Hal ini hanya menyebabkan penundaan pengobatan yang benar dan penderitanya jadi lebih sakit.

"Sebenarnya mudah saja cara agar kita tidak sedikit-sedikit minum antibiotika. Menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan pakai sabun adalah cara yang sangat mudah, tetapi efektif," ujar Dr. Tonny.

Cuci tangan pakai sabun dan dikeringkan dengan lap bersih ini harus dilakukan ketika usai bepergian ke tempat ramai, setelah buang air kecil dan besar, usai memegang hewan, serta sebelum mengolah makanan dan sebelum makan.

Vaksinasi adalah langkah selanjutnya supaya tubuh tidak mudah tertular penyakit yang tak bisa diobati antibiotika, misalnya vaksin flu. Vaksin ini sudah tersedia di rumah sakit tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Industri Semen 'Overcapacity', Kemenperin Singgung PR Peningkatan Permintaan Dalam Negeri hingga Ekspor

Industri Semen "Overcapacity", Kemenperin Singgung PR Peningkatan Permintaan Dalam Negeri hingga Ekspor

Whats New
Cara transfer BCA ke blu by BCA Digital lewat ATM dan m-Banking

Cara transfer BCA ke blu by BCA Digital lewat ATM dan m-Banking

Spend Smart
OJK Rilis Pedoman Produk Pembiayaan Musyarakah bagi BPR Syariah

OJK Rilis Pedoman Produk Pembiayaan Musyarakah bagi BPR Syariah

Whats New
Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

Whats New
Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Whats New
Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Whats New
Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Whats New
Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Whats New
OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

Whats New
Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Whats New
Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Whats New
Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Whats New
Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Whats New
KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

Whats New
Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com