Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Membantah Gunakan Utang Luar Negeri

Kompas.com - 10/02/2012, 03:49 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah membantah rumor yang menyebutkan pengadaan pesawat kepresidenan didesain mewah dan pembeliannya menggunakan utang luar negeri. Pemerintah juga menegaskan pengadaan pesawat itu sudah direncanakan sejak lama dan disetujui DPR pada 31 Mei 2010. Pengadaan pesawat juga diklaim lebih efektif dibandingkan jika terus menyewa pesawat komersial untuk pesawat kepresidenan.

”Pesawat ini tidak dirancang sebagai pesawat pribadi khusus yang mewah. Presiden tidak menginginkan pesawat kepresidenan yang mewah. Seperti layaknya pesawat kepresidenan, nantinya akan ada ruang presiden, ajudan, dan penumpang yang lain,” kata Sekretaris Menteri Sekretaris Negara Lambock V Nahattand, Kamis (9/2), di Kementerian Sekretariat Negara.

Keputusan pembelian pesawat kepresidenan, menurut Lam- bock, didasarkan pada pengkajian dan perhitungan yang matang. ”Kalau ada yang mengatakan pembelian pesawat dari pinjaman atau utang luar negeri, tidak ada seperti itu. Semua bersumber dari APBN. Lalu dibangun pemikiran seakan-akan dengan pembelian ini akan mengurangi dana pendidikan. Pembelian pesawat tidak mengganggu dana pendidikan,” katanya.

Menurut Lambock, pengadaan pesawat kepresidenan jenis 737-800 Boeing Business Jet 2 dari Boeing Company di Seattle, Amerika Serikat, sudah diserahterimakan dalam bentuk greencraft (pesawat sudah siap terbang, tetapi belum termasuk interior kabin dan sistem keamanan). Pembayaran greencraft senilai 58,6 juta dollar AS itu sudah lunas per 19 Januari 2012.

Selanjutnya, pemerintah membuka lelang untuk pengadaan interior kabin dan sistem keamanan pesawat yang diperkirakan menelan biaya 31,5 juta dollar AS. Diperkirakan pada akhir Februari 2012 sudah bisa ditentukan pemenangnya. Proses pengerjaan interior kabin dan sistem keamanan pesawat diperkirakan selesai Agustus 2013.

Perhitungan pemerintah, pengadaan pesawat kepresidenan itu lebih hemat dibandingkan dengan menyewa pesawat, yaitu bisa menghemat 388,5 juta dollar AS. Ini dengan perhitungan untuk pemakaian 35 tahun. (why)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com