Jakarta, Kompas
Menurut Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero) Mochamad Harun, Jumat (9/3), di Jakarta, Pertamina berkomitmen mempercepat pelaksanaan proyek Arun dengan kapasitas pada tahap awal 200 juta standar metrik kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/
Sementara itu, rencana investasi konversi fasilitas kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG Arun 73 juta dollar AS untuk belanja modal dan 4 juta dollar AS untuk belanja operasi. Sedangkan pembangunan pipa sepanjang ruas Arun-Belawan diperkirakan membutuhkan investasi 301 juta dollar AS.
”Biaya itu jauh lebih murah dibandingkan apabila membangun terminal penerima dan regasifikasi terapung (floating storage and regasification unit/
Dengan adanya proyek revitalisasi Arun, menurut Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, kemarin, proyek pembangunan FSRU Belawan di Sumatera Utara yang dilaksanakan PT Perusahaan Gas Negara (PT PGN) akan dibatalkan dan rencananya dialihkan ke Lampung. Untuk itu, Kementerian BUMN akan mengusulkan perubahan instruksi presiden tentang pembangunan terminal penerima dan regasifikasi terapung LNG.
Fasilitas penerima gas Arun akan dibangun Pertamina. Sedangkan terminal penerima terapung LNG Belawan yang akan dibangun PT PGN dialihkan ke Lampung untuk memasok gas bagi industri di Cilegon dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Tawar, Bekasi. Lokasi proyek FSRU Lampung dekat jaringan pipa Sumatera Selatan-Jawa.
”Nantinya, gas dari terminal penerima masuk ke jaringan pipa Sumatera-Jawa lalu bisa terhubung ke jaringan pipa di Cilegon dan Bekasi,” ujarnya.
Konversi aset Arun itu untuk menunjang kelangsungan pembangunan Aceh dengan menghidupkan kembali industri yang telah mati suri, seperti PT
”Proyek itu juga menjadi infrastruktur penyedia gas bagi PT PLN dan industri di Medan dan sekitar,” ujarnya.