Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Lahan Saat Ekspansi, Warga Gugat Izin Usaha

Kompas.com - 10/03/2012, 02:55 WIB

Pontianak, Kompas - Konflik perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat marak terjadi pada saat ekspansi karena mengabaikan kepentingan masyarakat. Dalam hubungan plasma dan inti pembagian kavling kelapa sawit terhadap petani juga rawan memicu konflik.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalbar Anton P Widjaya, Jumat (9/3), mengatakan, saat perluasan kebun kelapa sawit, konsep kerja samanya sering merugikan petani. ”Konsep kerja sama yang tidak adil memicu konflik petani dengan perusahaan. Ekspansi semakin tak terkendali karena pemerintah justru mengampanyekan pembukaan kebun kelapa sawit hingga mencapai 1,5 juta hektar di Kalbar,” kata Anton.

Di Kalbar, kata Anton, ada beberapa jenis modus perluasan kebun kelapa sawit yang memicu konflik. ”Penyerobotan, penipuan hak milik, dan pengambil alihan secara paksa juga turut berkontribusi,” katanya.

Konflik juga sering terjadi dalam konsep kerja sama inti dan plasma. Petani sebagai plasma kerap mendapatkan kavling kebun sawit di tempat yang sulit dijangkau dengan produktivitas rendah.

Izin usaha

Sementara itu, masyarakat di Sumatera Selatan terus mendesak pemerintah daerah untuk mencabut sejumlah izin perusahaan perkebunan di provinsi itu. Berbagai kelompok petani terus menyoal perizinan yang tidak berpihak pada mereka, seperti yang berlangsung di Kantor Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kamis lalu.

Sekitar 500 petani dari 15 desa di Kecamatan Pangkalan Lampam mendesak Pemkab OKI mencabut izin prinsip perusahaan swasta yang hendak membuka perkebunan tebu sekitar 40.000 hektar di desa mereka.

Di Jambi, Rian, Program Officer Yayasan Setara yang meneliti konflik lahan perkebunan sawit, mengatakan, ketiadaan konversi lahan sebagaimana janji perusahaan sawit kepada masyarakat di awal kemitraan kerap memicu konflik. Di Jambi, ada 38 konflik masyarakat dan perusahaan sawit yang mengambang.

(IRE/ITA/AHA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com