Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Harga Emas Diprediksi Bakal Naik 21 Persen

Kompas.com - 15/03/2012, 08:44 WIB
|
EditorErlangga Djumena

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas ditaksir akan naik 21 persen pada tahun 2012. Berarti harga emas akan memperpanjang kenaikannya menjadi 12 tahun berturut-turut. Kenaikan harga didorong oleh catatan rekor investor dalam berinvestasi emas dan adanya langkah bank sentral untuk menambah cadangan emasnya pertama kali dalam satu generasi.

Pada akhir tahun naga air ini, harga emas diprediksi mencapai 1.897 dollar AS per troy ounce (setara dengan 31,1 gram) di New York. Akhir tahun 2011, harga emas hanya mencapai 1.566,80 dollar AS. Taksiran ini didasarkan pada keterangan 14 responden dalam survei Bloomberg Link Precious Metals Conference, di New York, Rabu (14/3/2012) waktu setempat.

Emas berjangka pun telah mengalami kenaikan panjang (rally) sebanyak 4,9 persen pada tahun ini mencapai 1.642,90 dollar AS di Comex, New York. Bertolak belakang dengan penurunan indeks the Standard & Poor's GSCI dari 24 komoditas sebanyak 9,1 persen. Sedangkan indeks ekuitas MSCI All- Country World justru terangkat 11 persen.

Permintaan akan emas menguat karena Eropa sedang mencari cara untuk mengatasi krisis utangnya, ekspansi ekonomi China melambat, dan pemerintah Amerika Serikat dan Inggris tetap mempertahankan suku bunganya rendah untuk menopang pertumbuhan ekonomi.

Data World Gold Council menunjukkan, bank-bank sentral telah menjadi pembeli bersih emas selama tiga tahun berturut-turut. Ini yang terpanjang sejak tahun 1973. Data kompilasi Bloomberg, Rabu (14/3/2012) waktu setempat, pun memperlihatkan, kepemilikan reksa dana  yang didukung oleh logam kuning ini pun mencapai rekor 2.410,2 metrik tons. "Ada pergerakan signifikan yang sedang terjadi di dunia ini," ujar Martin Murenbeeld, Kepala Ekonom DundeeWealth Inc yang berbasis di Toronto.

Menurut dia, emas telah menjadi sebuah bentuk investasi dan sebuah aset yang berkelas. Hal itu akan terus dibangun oleh pelaku pasar. Bahkan, lanjut Martin, bank-bank sentral pun memegang emas karena mereka tidak yakin euro akan bertahan dalam lima tahun kemudian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Bacapres: Jangan Bicara Perubahan, Lanjutkan yang Ada

Pesan Luhut ke Bacapres: Jangan Bicara Perubahan, Lanjutkan yang Ada

Whats New
Ramai Cerita Lulusan UI Kalah Saing dengan Lulusan STM Saat Melamar Kerja

Ramai Cerita Lulusan UI Kalah Saing dengan Lulusan STM Saat Melamar Kerja

Whats New
Batas Auto Reject Bawah Saham 15 Persen Bakal Berlaku 5 Juni 2023

Batas Auto Reject Bawah Saham 15 Persen Bakal Berlaku 5 Juni 2023

Whats New
Searce Dukung Perkembangan Teknologi 'Cloud' dan IT untuk Bisnis 'Startup' RI

Searce Dukung Perkembangan Teknologi "Cloud" dan IT untuk Bisnis "Startup" RI

Whats New
Hijaukan Area Pelabuhan, Pelindo Tanam 55.000 Bibit Mangrove di Asemrowo, Surabaya

Hijaukan Area Pelabuhan, Pelindo Tanam 55.000 Bibit Mangrove di Asemrowo, Surabaya

Whats New
Beri Solusi Hiburan bagi Gen Z dan Milenial, IndiHome Hadirkan 14 Layanan VOD dalam 1 Layar

Beri Solusi Hiburan bagi Gen Z dan Milenial, IndiHome Hadirkan 14 Layanan VOD dalam 1 Layar

Whats New
IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah Sore Ini

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah Sore Ini

Whats New
Dari AI hingga 'Cloud Computing', Ini 4 'Skill' Paling Dibutuhkan Dunia Kerja Masa Depan

Dari AI hingga "Cloud Computing", Ini 4 "Skill" Paling Dibutuhkan Dunia Kerja Masa Depan

Whats New
Alfamart: Jumlah Karyawan Difabel Kami di Seluruh Indonesia Lebih dari 200 Pekerja

Alfamart: Jumlah Karyawan Difabel Kami di Seluruh Indonesia Lebih dari 200 Pekerja

Whats New
Hadirkan Solusi Investasi, Stockbit Gandeng Fullerton Fund Management Jadi Mitra

Hadirkan Solusi Investasi, Stockbit Gandeng Fullerton Fund Management Jadi Mitra

Whats New
Arief Setiawan Handoko Diangkat Jadi Dirut PGN

Arief Setiawan Handoko Diangkat Jadi Dirut PGN

Whats New
Indonesia Dukung Reformasi Ketenagakerjaan Negara-negara Timur Tengah di Bidang Penempatan Tenaga Kerja

Indonesia Dukung Reformasi Ketenagakerjaan Negara-negara Timur Tengah di Bidang Penempatan Tenaga Kerja

Rilis
AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun pada 2022

AXA Mandiri Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun pada 2022

Whats New
Hadir di Filipina, Wamenaker Paparkan Cara Indonesia Perlakukan PMI sebagai Subjek Bukan Objek

Hadir di Filipina, Wamenaker Paparkan Cara Indonesia Perlakukan PMI sebagai Subjek Bukan Objek

Whats New
Bahlil: Arab Saudi Berminat Investasi di IKN

Bahlil: Arab Saudi Berminat Investasi di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+