Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zona Waktu Disatukan Pasti Ada "Cost"-nya

Kompas.com - 16/03/2012, 15:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom EC-Think Telisa Falianty memandang positif rencana pemerintah untuk menyatukan zona waktu yang ditargetkan berlaku pada 17 Agustus mendatang. Tetapi, menurut dia, pemerintah perlu mengkaji lebih dalam apa saja kendala- kendala yang mungkin dihadapi dalam penerapannya. "Tolong dikaji lebih dalam pasti ada suatu perubahan, ada kerugian dari diberlakukannya satu zona waktu," ujar Telisa kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (16/3/2012).

Ia menerangkan, pemerintah harus melakukan kajian yang komprehensif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait rencana penyatuan zona waktu. Jangan sampai kajian hanya dilakukan satu arah yakni hanya dari pemerintah saja. "Itu kan ada impact-nya dan penyesuaian-penyesuaian yang (harus) kita lakukan," tambah Telisa.

Menurut dia,pemerintah jangan terburu-buru dalam memberlakukan hal ini demi, salah satunya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena, kata Telisa, pasti ada penyesuaian dan biaya yang harus dikeluarkan. Masyarakat pun harus bisa beradaptasi dengan perubahan zona waktu yang direncanakan akan memakai waktu Indonesia bagian tengah (Wita) sebagai patokan. "Cost penyesuaian pasti ada, seperti menu cost perubahan menu di restoran," tegas Telisa.

"Mungkin bisa saja (meningkatkan pertumbuhan ekonomi) tapi kita musti lihat kendala- kendalanya," pungkasnya.

Untuk diketahui saja, pemerintah berencana menyatukan dari tiga zona ekonomi (WIB, Wita, dan WIT) menjadi satu zona yang mengacu pada Wita atau GMT+8. Dengan acuan tersebut, maka waktu Indonesia menjadi sama dengan Singapura dan Malaysia. Kadiv Humas dan Promosi KP3EI (Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), Edib Muslim, mengatakan penyatuan zona waktu di Indonesia bisa berdampak baik bagi pertumbuhan ekonomi. "(Penyatuan zona waktu) mudah-mudahan bisa mengangkat 20 persen PDB (Produk Domestik Bruto)," ujar Edib, di Bogor, Sabtu (10/3/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

    Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

    Whats New
    Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

    Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

    Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

    Whats New
    Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

    Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

    Earn Smart
    Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

    Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

    Whats New
    IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Earn Smart
    Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

    Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

    Whats New
    Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

    Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

    Whats New
    Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

    Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

    Whats New
    Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

    Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

    Whats New
    Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

    Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

    Whats New
    Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

    Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

    Spend Smart
    Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

    Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

    Whats New
    Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

    Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

    Whats New
    Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

    Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com