Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Besar, NTT Perlu Anggaran Produksi Biogas

Kompas.com - 18/03/2012, 10:01 WIB
Frans Sarong

Penulis

TAMBOLAKA, KOMPAS.com — Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Nusa Tenggata Timur layak mengalokasikan dana untuk perluasan pemanfaatan energi biogas berbahan baku utama kotoran hewan seperti babi atau sapi, di NTT.

Alasannya, proses pengolahannya cukup sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat, harganya relatif murah, bahan baku banyak tersedia, serta hasilnya bermanfat ganda.

Demikian disampaikan Sekretaris Daerah NTT Frans Salem dalam percakapan dengan Adrianus Lagur dan Yoga Siga Kole dari Hivos Perwakilan NTT di Tambolaka, ibu kota Kabupaten Sumba Barat Daya, di Pulau Sumba, Sabtu (17/3/2012) malam.

Hivos adalah sebuah institut kemanusiaan untuk kerja sama pembangunan internasional yang didukung SNV atau Organisasi Pembangunan Belanda. Hivos sejak awal Maret lalu sedang memelopori usaha pemanfaatan energi biogas di Pulau Sumba bekerja sama dengan LSM Donders di Tambolaka.

Kegiatannya lazim disebut program biogas ruman atau Biru. Hingga kini di Sumba sudah dibangun di 22 titik, masing masing 13 titik di Kabupaten Sumba Timur dan 9 titik lainnya di SBD.

"Saya sebelumnya pernah mendapat penjelasan tentang biogas. Hal sama dari pihak lain ketika di Bandung beberapa waktu lalu. Program biogas ini menarik dan cocok dikembangkan secara luas di NTT, apalagi jika Hivos siap memberikan subsidi investasi awalnya hingga 60-70 persen," tutur Frans Salem.

Menurut dia, APBD NTT bisa membantu sebagian biaya dari komponen biaya investasi yang seharusnya menjadi swadaya keluarga peserta program tersebut. Sejauh ini pembangunan infrastrukur pendukung pengolahan biogas tersebut dengan total biaya hanya sekitar Rp 9 juta per titik atau unitnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com