Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan: Kenaikan Harga BBM Tidak Bisa Ditunda

Kompas.com - 29/03/2012, 16:13 WIB
Gandang Sajarwo

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan berpendapat, kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tak bisa dihindari saat harga minyak dunia melambung tinggi. Kebijakan ini bisa jadi tidak populer, tetapi diperlukan menyelamatkan kondisi keuangan negara.

"Memang tidak populer di tengah kondisi masyarakat yang umumnya juga masih sulit. Namun, kalau harga BBM tidak dinaikkan saat ini setelah Agustus nanti, kita akan mengalami kesulitan keuangan yang serius. Lebih baik sekarang naik Rp 1.500 dan pasokan terjaga," kata Dahlan Iskan di hadapan ratusan mahasiswa dalam talkshow kepemimpinan bertema "Pemimpin Muda, Belajar Merawat Indonesia", di Yogyakarta, Kamis (29/3/2012).

Dahlan Iskan menambahkan, kondisi harga minyak sekarang sebenarnya sangat tergantung dari harga minyak dunia. Masalah utamanya, penentu harga minyak dunia adalah Amerika Serikat dan Iran yang dipimpin oleh Barack Obama dan Ali Khamenei. Masalahnya, menurut Dahlan, kedua negara dan kedua orang itu terus berkonflik, yang berimbas pada mahalnya harga minyak dunia, dan rakyat Indonesia pun terkena dampaknya. "Gara-gara dua orang pemimpin dunia itu, kita menderita. Ayo kita demo saja dua orang itu," kata Dahlan.

Lebih lanjut, Dahlan menyatakan, kebijakan kenaikan BBM tidak bisa ditunda. Sebenarnya, menurut Dahlan, berbeda dengan di Jawa, masyarakat di luar Jawa, seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain di Indonesia timur, sudah terbiasa dengan harga BBM yang mahal karena distribusi yang tidak lancar di tingkat pengecer.

"Jadi, saya kira akan lebih baik jika harganya sedikit mahal, tapi jaminan barang ada dan distribusi lancar di seluruh pelosok Indonesia," tegas Dahlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com