Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menaikkan Harga BBM itu Ide Buruk

Kompas.com - 30/03/2012, 23:02 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat akan sangat sulit menerima rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM. Selain ide kenaikkan itu buruk, argumentasinya lemah, dan dikomunikasikan dengan buruk, pemerintah juga sedang kehilangan kepercayaan dari masyarakat.   

"Menaikkan harga BBM itu ide buruk, dipersiapkan dengan buruk, dikomunikasikan dengan buruk, dan dilakukan oleh orang-orang yang buruk," kata pengamat ekonomi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Iman Sugema, dalam Diskusi "Akuntablitas Kenaikkan Harga BBM" di Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) di Jakarta, Jumat (30/3/2012).   

Menurut Iman Sugema, rencana kenaikkan harga BBM saat ini sulit diterima masyarakat karena pemerintah telah kehilangan kredibilitas dan kepercayaan di mata publik. Masyarakat sulit menerima logika bahwa APBN akan jebol, jika harga BBM tidak dinaikkan.  

"Soalnya, para politisi dan pejabat pemerintah mempertontonkan kebohongan, seperti dalam berita, bahkan dalam sidang di pengadilan," katanya.  

Tambahan subsidi BBM yang sekitar Rp 55 triliun tidak akan menjebolkan APBN. Kondisi itu terjadi terutama karena banyaknya tambahan anggaran lain, yaitu subsidi listrik sampai Rp 48  triliun, subsidi bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) Rp 25,600 triliun, dan cost recovery minyak dan gas Rp 27,6 miliar.

Sementara, di luar tambahan itu, sebenarnya pemerintah juga mendapat tambahan penerimaan minyak untuk negara sebesar Rp 53,38 triliun.  

"Masalahnya bukan soal APBN jebol, tetapi pemerintah tidak mau memberikan tambahan penerimaan minyak untuk menutup pembengkakan subsidi BBM. 

Akibatnya, rakyat dibebani karena harus membayar BBM lebih mahal dan daya belinya melemah. Rencana kenaikkan BBM adalah kebijakan publik buruk dan salah dan harus dibatalkan," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Whats New
    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    Whats New
    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com