BATURAJA, KOMPAS.com -- Salah satu perusahaan BUMN, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) membutuhkan dana sekitar Rp 1,25 triliun untuk mengembangkan 100.000 ha lahan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Selatan. Saat ini, PT Mitra Ogan, anak perusahaan PT RNI, sudah memiliki 36.000 ha lahan yang telah memproduksi kelapa sawit mentah (CPO).
Menurut Direktur Utama PT RNI, Ismed Hasan Putro, saat meninjau kebun kelapa sawit di Baturaja, Palembang, Sabtu (7/4/2012), usaha kelapa sawit yang dikembangkan PT Mitra Ogan telah mencetak laba Rp 84 miliar pada tahun 2011. "Tahun ini diharapkan bisa meraup laba Rp 110 miliar. Saat ini sedang dikembangkan penambahan tanaman sawit pada lahan baru seluas 10.000 ha," kata Ismed, yang diangkat sebagai Dirut PT RNI, Maret 2012.
Adapun pengadaan lahan baru seluas 100.000 ha, akan dikembangkan oleh anak perusahaan yang lain, yakni PT Laskar. Pengembangan lahan kelapa sawit itu antara lain berasal dari dana perbankan serta dana-dana dari perusahaan BUMN lainnya.
Selama ini, menurut Ismed, pihaknya mendapat pinjaman kredit untuk bisnis kelapa sawit dari Bank Mandiri dan BRI.
Direktur Keuangan PT RNI Dandossi Matram optimistis anak perusahaan RNI mampu menambah lahan kelapa sawit hingga 300.000 ha di Sumsel.
Saat ini harga Tandan Buah Segar (TBS) yang dijual petani plasma sekitar Rp 1.800 per kg sedangkan crude palm oil (CPO/kelapa sawit mentah) yang dijual PT Mitra Ogan ke pedagang Rp 9.500 per kg.
Sesuai ketentuan, pola pengembangan lahan kelapa sawit wajib menerapkan pola hubungan inti-plasma. Perusahaan sebagai inti dan masyarakat sekitar sebagai plasma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.