Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangsa Pasar Holcim Meningkat 2 Persen

Kompas.com - 14/04/2012, 04:52 WIB

Jakarta, Kompas - PT Holcim Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan penjualan tahun 2011 sebesar 26 persen, menjadi Rp 7,5 triliun. Pendapatan bersih juga meningkat 28 persen, menjadi Rp 1, 063 triliun.

Pangsa pasar Holcim di Indonesia pada tahun 2011 meningkat 2 persen, menjadi 15,5 persen. Secara umum, Holcim menjual semen sebanyak 8,7 juta ton tahun 2011. Ini terdiri dari 8,2 juta ton untuk domestik dan 0,5 juta ton untuk ekspor.

Direktur Holcim Indonesia Jannus Hutapea mengemukakan, pada 2011 total pengiriman beton siap pakai sebanyak 1,842 juta meter kubik, tumbuh 31 persen dibandingkan tahun 2010. Berbentuk agregat sebanyak 2,197 juta ton atau tumbuh 23 persen dari tahun 2010.

”Proyek infrastruktur yang berjalan mendorong peningkatan ini,” kata Hutapea dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (13/4).

Menurut Hutapea, penjualan semen domestik oleh Holcim itu melampaui pertumbuhan sektor semen di Indonesia yang sebesar 18 persen.

Nilai penjualan dari semen dan klinker tahun 2011 sebesar Rp 6, 361 triliun, beton jadi atau ready mix sebesar Rp 1,105 triliun, dan agregat sebesar Rp 58 miliar. Angka penjualan ini naik dibandingkan dengan tahun 2010, yakni Rp 5,087 triliun untuk semen dan klinker, Rp 828 miliar untuk beton jadi, dan Rp 46 miliar untuk agregat.

Pulau Jawa masih menjadi pasar utama. Meski begitu, Holcim juga mendorong pertumbuhan pasar Sumatera dan Bali, antara lain melalui penambahan silo atau penampung semen di Riau.

Terkait dengan kapasitas produksi, tahun 2013 akan ada tambahan produksi dari pabrik di Tuban. Seperti disampaikan Presiden Direktur Holcim Eamon Ginley, kapasitas produksi akan bertambah 1,7 juta ton per tahun dari pabrik Tuban.

Rapat umum pemegang saham luar biasa menyetujui penggabungan usaha dengan anak perusahaan PT Semen Dwima Agung (SDA). PT SDA memiliki lahan di Tuban, yang saat ini dibangun pabrik untuk Holcim.

Hutapea menjelaskan, penggabungan itu dilakukan dengan alasan efisiensi. (idr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com