Jakarta, Kompas
Selain apartemen, kawasan itu juga direncanakan mencakup gedung perkantoran, rumah toko, pusat pertemuan, perbelanjaan, hotel dan kondotel, serta rumah sakit.
Pengembangan superblok di atas lahan 40 hektar milik Perumnas. Total lahan yang masih tersisa sekitar 36 hektar. Superblok Sentra Timur terbagi atas tiga kawasan, yaitu Sentra Timur Residence, Sentra Timur Pusat Kawasan Bisnis (CBD) I, dan Sentra Timur CBD II.
Direktur Pemasaran Perum Perumnas Teddy Robinson mengemukakan, pengembangan superblok telah dimulai dengan pembangunan Apartemen Sentra Timur Residence tahap I sejak tiga tahun lalu sebanyak 1.393 unit dan telah terjual semuanya.
”Ini menandakan pasarnya cukup besar. Jadi, kami tidak mau kehilangan momentum untuk meluncurkan apartemen ini,”
Mulai tahun ini, proyek Apartemen Sentra Timur Residence II diluncurkan di kawasan seluas 1 hektar dengan total investasi
Harga apartemen itu mulai dari Rp 120 juta sampai Rp 280 juta per unit, sedangkan proyek komersial berupa kios seharga Rp 200 juta-Rp 700 juta per unit. Pengerjaan apartemen ini dimulai bulan Mei 2012 sampai November 2013.
Superblok itu diharapkan menjadi sentra kota baru di Jakarta Timur. Kawasan itu rencananya didukung akses Terminal Pulo Gebang yang merupakan pemindahan Terminal Pulo Gadung, jalur busway koridor XI Kampung Melayu-Pulo Gebang, dan pintu tol.
Pembangunan Sentra Timur CBD tahap pertama dilaksanakan oleh PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) melalui anak usaha PT Bakrie Pangripta Loka. Total komposisi pendanaan antara Bakrieland dan Perumnas berbanding 51 persen : 49 persen.