Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Renegosiasi LNG Tangguh Tahun 2013

Kompas.com - 17/04/2012, 02:52 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah sedang menyusun rencana renegosiasi kontrak penjualan gas alam cair proyek LNG Tangguh di Papua Barat kepada pembeli asal Fujian, China. Renegosiasi kontrak tersebut dijadwalkan dilaksanakan tahun 2013.

”Saat ini telah disusun,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya dan Mineral Evita H Legowo, Senin (16/4), di Jakarta.

Sebagian saham proyek Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat, dimiliki BP Indonesia sebagai operator. Proyek dengan biaya 3,4 miliar dollar AS itu diperkirakan menyumbang penerimaan negara 6,2 miliar dollar AS selama 20 tahun. Formula harga jual gasnya dibatasi pada batas atas harga minyak 38 dollar AS per barrel (pada harga gas 3,35 dollar AS per juta metrik satuan panas inggris/million metric british thermal units/MMBTU).

Pengamat energi Pri Agung Rakhmanto menyatakan, formula harga semestinya cukup dikaitkan dengan pergerakan harga minyak tanpa batas atas. Sebab, minyak dan gas bumi adalah sumber energi yang bisa saling menggantikan sehingga pergerakan harganya mesti sejalan. Negosiasi ulang semestinya bisa dilakukan karena China sedang memacu pertumbuhan ekonomi yang butuh pasokan energi, seperti gas dalam jumlah besar.

Deputi Pengendali Operasi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Migas Rudi Rubiandini menyatakan, setiap empat tahun, kontrak penjualan LNG Tangguh boleh direvisi. ”Kami berharap plafon ICP (Indonesia crude oil price/ harga minyak Indonesia) diubah untuk menaikkan harga jual LNG (liquified natural gas/gas alam cair) ke Fujian,” katanya.

Dengan demikian, perubahan kontrak LNG Tangguh ke China dijadwalkan tahun 2013. Tim renegosiasi kontrak LNG Tangguh seharusnya sudah dibentuk serta mulai bekerja dan melaksanakan proses renegosiasi minimal pada Juli ini, atau enam bulan sebelum awal tahun depan. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com