Jakarta, Kompas -
Presiden Direktur Prudential Indonesia William Kuan optimistis dengan pertumbuhan bisnis perusahaan. ”Ada tiga kondisi yang mendukung, yakni perekonomian Indonesia yang kuat, penetrasi asuransi yang masih rendah, dan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia,” kata William dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (19/4).
Premi bisnis baru pada 2011 yang dihimpun Prudential Indonesia memberikan kontribusi 23 persen bagi Prudential wilayah Asia. ”Sekaligus pangsa terbesar untuk wilayah Asia,” ujarnya.
Dari bisnis syariah, total pendapatan premi syariah sebesar Rp 1,7 triliun atau 11,45 persen dari total pendapatan premi. Prudential menilai, bisnis syariah masih memiliki prospek baik, bahkan menempatkan asuransi syariah sebagai bagian penting dari pertumbuhan bisnis.
Total dana kelola naik 23 persen tahun 2011 menjadi Rp 27,5 triliun. Chief Executive Officer Prudential Indonesia Ahmir ud Deen memaparkan, gejolak jangka pendek memang terjadi akibat pengaruh kondisi global. Namun, secara umum, kondisi perekonomian Indonesia yang baik—ditambah peringkat layak investasi—membuat investasi memberikan hasil positif.
Sekitar 60 persen investasi di bidang saham dan 40 persen sisanya di bidang lain, seperti obligasi dan reksa dana.
Perihal langkah strategis meningkatkan bisnis, Prudential Indonesia telah mengajukan izin ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan untuk membentuk perusahaan manajemen aset, akhir tahun lalu. Namun, William masih enggan menjelaskan lebih lanjut soal perusahaan tersebut.
”Nanti saja kalau sudah jelas,” katanya.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.