Langkah PT Bank Central Asia Tbk yang menutup empat kantor remitansi di Malaysia tidak
Direktur Internasional dan Treasury PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Adi Setianto di Jakarta, Selasa (1/5), menegaskan, bisnis remitansi BNI akan naik 30 persen tahun ini. ”Kami bekerja sama dengan bank lain dan layanan remitansi di luar negeri,” ujar Adi soal salah
Adi yang dihubungi di Makassar, Sulawesi Selatan, menuturkan, BNI mengganti sistem pengiriman uang menjadi versi yang lebih baru sehingga pengiriman uang menjadi lebih cepat dan andal.
Secara umum, remitansi yang masuk ke Indonesia melalui BNI didominasi dari Arab Saudi, Malaysia, beberapa negara Timur Tengah lainnya, dan Amerika Serikat. Sebaliknya, remitansi dari Indonesia ke luar negeri didominasi negara tujuan AS, Singapura, dan Malaysia.
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang punya cabang penuh di Kuala Lumpur, Malaysia, juga yakin dengan pertumbuhan bisnis remitansi. Apalagi, cukup banyak pekerja migran asal Indonesia. ”Pasar di Malaysia masih sangat besar,” kata Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin.
Karena itu, Bank Muamalat akan mengoptimalkan kinerja cabang di Malaysia tersebut dan belum berencana ekspansi ke negara lain.
Sebelumnya, Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, bisnis remitansi Bank Mandiri khusus dari Malaysia ke Indonesia 683.000 transaksi sepanjang tahun 2011. Nilainya 60,8 miliar dollar AS atau lebih dari Rp 60 triliun. Ada sekitar 6 juta TKI di luar negeri. ”Kami optimistis akan tumbuh 20-30 persen, khusus untuk pengiriman uang dari Malaysia,” ujar Budi Gunadi
Lain halnya dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang memilih untuk menempatkan sumber daya di negara asal. Dengan demikian, tidak perlu membuka agen atau cabang remitansi di luar negeri. ”Hal ini akan memperkecil biaya operasional,” kata Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kegiatan usaha pengiriman uang nonbank justru meningkat pesat dari tahun ke tahun. Pada 2009, pengiriman uang sebanyak 130.875 dengan nilai Rp 954,307 miliar. Pada 2010, jumlah transaksi meningkat tujuh kali lipat, yakni 987.046 transaksi, dengan nilai yang meningkat empat kali lipat, yakni Rp 4,23 triliun.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.