Pada 2011, total transaksi 2,238 juta senilai Rp 12,865 triliun. Pada Januari-Februari 2012, transaksi sebanyak 508.918 dengan nilai Rp 3,848 triliun.
Langkah BCA menutup empat kantor layanan remitansi di Malaysia merupakan sikap yang realistis. Pasalnya, pengembangan bisnisnya cukup sulit akibat volumenya kecil. Selain itu, pola penyebaran tenaga kerja Indonesia di Malaysia yang tak merata juga mengakibatkan layanan tidak maksimal. Sekitar 2,5 juta TKI di Malaysia menjadi sasaran utama layanan tersebut.
”Berbeda dengan di Hongkong, yang lebih terpusat,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.
Idealnya, ada 15-20 gerai untuk melayani remitansi itu. Namun, selama dua tahun beroperasi, empat kantor itu tidak maksimal. Padahal, biaya operasional terus dikeluarkan. Maka, per 30 April, layanan ditutup.
BCA pun rugi Rp 27 miliar. BCA remittance Malaysia dimiliki BCA Finance Limited Hongkong, salah satu anak usaha BCA.
Namun, BCA tidak menghentikan layanan remitansi dari Malaysia. BCA bekerja sama dengan jasa pengiriman uang atau perbankan setempat. Langkah yang sama dilakukan BCA, antara lain di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.