Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirut Merpati Diganti, Ini Kata Dahlan Iskan

Kompas.com - 14/05/2012, 13:34 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisaris Utama PT Merpati Nusantara Airline (MNA) Persero Rudy Setyopurnomo sudah secara resmi dilantik menjadi Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama MNA (Dirut MNA). Apa kata Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan? Dahlan menjelaskan pergantian direksi itu sudah menjadi keputusan pemegang saham mayoritas, yaitu pemerintah.

"Dirut Merpati yang lama itu orangnya sangat baik, bahkan terlalu baik. Pemimpin itu terlalu baik juga tidak baik. Seorang pemimpin yang baik tidak sama dengan seorang bapak yang baik," kata Dahlan kepada Kompas.com, Senin (14/5/2012).

Selain mengkritik masalah kepemimpinan, Dahlan juga menyebut alasan pergantian Direktur Utama MNA. Dahlan menyebut bahwa maskapai pemerintah ini telah merugi sehingga diperlukan orang yang tepat untuk mengurusnya. "Ini agar Merpati lebih cepat keluar dari kesulitan besar. Saat ini Merpati masih rugi hampir Rp 2 miliar per hari," tambahnya.

Sekadar catatan, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama PT MNA (Persero) Rudy Setyopurnomo juga mengakui bahwa Merpati mengalami kerugian sebesar Rp 2 miliar-Rp 3 miliar per hari. Hal itu disebabkan tingkat isian penumpang (load factor) pesawat Merpati, khususnya rute Jakarta-Bandung 56 kursi hanya terisi 4-6 penumpang. "Bahkan kadang-kadang kosong. Padahal, harganya Rp 90.000," ungkap Rudy.

Meski MNA dengan harga murah, angka banderol tiket pesawat tersebut masih kalah dengan penawaran perusahaan travel atau tiket kereta api Jakarta-Bandung yang selama ini digandrungi penumpang. "Itu karena masyarakat tidak tahu. Kami juga tidak ada biaya promosi. Jadi MNA rugi Rp 2 miliar-Rp 3 miliar per hari," tambahnya.

Rugi per hari tersebut juga menyebabkan kinerja MNA pada tahun 2011 telah merugi Rp 750 miliar. Di kuartal I-2012, MNA juga merugi Rp 250 miliar. Bahkan pada April 2012, mereka juga merugi Rp 106 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com