Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Resesi Turunkan Kinerja Logistik Perdagangan

Kompas.com - 18/05/2012, 14:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia menyatakan bahwa resesi global dan beragam kejadian besar telah mengakibatkan menurunnya kinerja logistik perdagangan di dunia meski terdapat sejumlah negara yang menunjukkan peningkatan kinerja.

"Logistik perdagangan adalah kunci bagi tingkat kompetitif ekonomi, pertumbuhan, dan pengurangan tingkat kemiskinan," kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Pengurangan Kemiskinan dan Manajemen Ekonomi, Otaviano Canuto, dalam rilis Bank Dunia yang diterima di Jakarta, Jumat (18/5/2012).

Namun sayangnya, menurut Otaviano Canuto, kesenjangan logistik antara negara-negara kaya dan miskin terus berlanjut dan tren konvergensi logistik yang terjadi antara 2007-2010 telah terhambat oleh kejadian seperti resesi global, serta peristiwa krisis utang Eropa juga telah mengalihkan pandangan dari reformasi logistik.

Bank Dunia sendiri juga telah mengeluarkan hasil survey Indikator Kinerja Logistik ("Logistic Performance Indicators"/LPI) yang merupakan bagian dari laporan "Connecting to Compete 2012: Trade Logistics in the Global Economy" yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan multilateral tersebut.

Berdasarkan hasil LPI, Singapura tercatat sebagai negara teratas dalam 155 negara yang disurvey, sedangkan negara seperti Chili, China, India, Maroko, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat juga terus meningkatkan kinerja mereka dibanding dengan kinerja sebelumnya.

Ia memaparkan, negara-negara berpenghasilan tinggi mendominasi peringkat logistik bagian atas, sedangkan negara-negara yang memiliki kinerja terburuk umumnya adalah negara-negara berkembang yang tidak memiliki garis pantai atau baru melewati konflik.

Namun, ujar dia, tingkat kinerja logistik tidak hanya ditentukan oleh tingkat pendapatan per kapita, karena banyak negara yang memiliki kinerja logistik yang lebih baik dibanding negara-negara yang memiliki tingkat per kapita yang sama dengan mereka.
    
Manajer Departemen Perdagangan Internasional Bank Dunia, Mona Haddad mengatakan, infrastruktur merupakan pendorong utama dari kemajuan logistik yang diperoleh negara-negara yang berada di peringkat atas LPI.

Terkait dengan infrastruktur, Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Rabu (9/5/2012) mengharapkan penerbitan perpres pengadaan lahan pada akhir Mei 2012 dapat makin mendorong percepatan pembangunan proyek infrastruktur. "(Pembangunan infrastruktur) bisa hampir 1,5 kali lipat dari 2011. Kalau ditambah (rencana) akhir tahun 2012, itu bisa sampai dua kali lipat meningkat tajam," kata Hatta.

Menki Perekonomian memaparkan, kehadiran Perpres tersebut akan mendukung implementasi UU Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pengadaan Lahan yang telah disahkan paripurna DPR pada akhir tahun lalu dan mengatasi permasalahan tanah yang sering menghambat proyek pembangunan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Pengusaha Konveksi: Jika Permendag 8/2024 Tak Diubah, Industri Kecil Menengah Mati

Whats New
Menunda Tapera untuk Pekerja

Menunda Tapera untuk Pekerja

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Kliring Berjangka untuk Lulusan S1 Hukum, Simak Persyaratannya

Work Smart
Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Mei Deflasi, BPS: Bukan Disebabkan Pelemahan Daya Beli Masyarakat

Whats New
Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Tapera Dinilai Bisa Gerus PDB dan Bikin 466.830 Pekerjaan Hilang

Whats New
CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

CPNS 2024 Segera Dibuka, Apa Saja Dokumen yang Dibutuhkan?

Whats New
Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Hadirkan Produk Inovatif untuk Solopreneur, Bank Saqu Raih 1 Juta Nasabah dalam 6 Bulan

Whats New
JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

JR Connexion Kembali Beroperasi, Simak Jadwal Barunya

Whats New
Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Tahun Ini, PNM Targetkan Kredit Ultra Mikro Rp 72 Triliun

Whats New
IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

IHSG Ditutup Naik Tembus 7.000 Lagi, Rupiah Menguat

Whats New
Presdir Jahja Setiaatmadja 'Serok' Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Presdir Jahja Setiaatmadja "Serok" Saham BBCA Senilai Rp 1,98 Miliar

Whats New
Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Komisi XI DPR Sepakat Destry Damayanti Jabat Deputi Gubernur Senior BI Periode Dua

Whats New
BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

BRI Insurance Catat Pertumbuhan Premi Bruto 40,49 Persen pada Kuartal I 2024

Rilis
Usai Jalani 'Fit and Proper Test', Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Usai Jalani "Fit and Proper Test", Destry Damayanti: Alhamdulilah Lancar...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com