Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeruk Nabire, Manisnya Kalahkan Jeruk Impor

Kompas.com - 03/06/2012, 08:34 WIB

Dihantam penyakit

Namun, penyakit jeruk dalam lima tahun terakhir membuat petani setempat tak lagi tertarik membudidayakan jeruk. Gejala pohon yang diserang hama, tampak berbuah sangat lebat tetapi memasuki usia 5-10 hari, tiba-tiba daun mengering, rontok, kemudian mati.

”Petugas PPL yang datang ke lokasi pun mengaku tidak tahu jenis hama dan cara mengatasi. Mereka hanya menyarankan kulit pohon jeruk dikupasi keliling dengan lebar sekitar 5 cm kemudian dibaluti kapur. Itu pun kami sudah lakukan, tetapi tidak berhasil,” kata Mulutdiono.

Suparmin, transmigran asal Malang, Jawa Timur, memiliki satu hektar kebun jeruk. Panen pertama 190 peti (9.500 kg) dan panen kedua 170 peti (8.500 kg). Komoditas tersebut dijual dengan harga Rp 150.000 per peti. Dalam satu musim, dia berhasil mengumpulkan Rp 54 juta.

Saat terserang hama (jamur), bagian itu dipangkas (dipotong), atau bagian batang langsung dibaluti kapur sirih dan belerang. Pengetahuan itu diperoleh dari orangtuanya di Malang, yang juga pembudidaya jeruk.

Ia mengatakan, ada rencana dari Pemerintah Kabupaten Nabire dan Pemerintah Provinsi Papua memperluas jeruk nabire. Tetapi persoalannya, sebagian lahan pertanian warga transmigrasi diambil alih penduduk asli tanpa alasan jelas.

”Mereka garap begitu saja, sambil mengatakan, kamu punya sertifikat dari pemerintah tetapi kami punya tanah, warisan dari leluhur. Kami juga ingin hidup di tanah sendiri. Nah, kalau mereka omong seperti itu, kami mau apalagi. Masalah ini sudah diketahui pemerintah setempat, tetapi belum ada tindakan,” kata Suparmin.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Nabire JS Maniani mengatakan, total luas lahan jeruk nabire sekitar 10.188 hektar dengan produksi rata-rata 62.800 ton per tahun. Jeruk dikembangkan bersamaan dengan kehadiran transmigran, yang menyebar dari pinggiran kota Nabire, yakni Morgomulyo sampai kampung Bumi Raya, 15 km dari Nabire.

Buah primadona

Jeruk nabire merupakan buah primadona Papua, selain matoa. Rasa jeruk sama manis dengan jeruk impor, meskipun jeruk nabire tidak tampak seperti jeruk impor asal China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com