Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamsostek dan Askes Siap Jual Anak Usaha

Kompas.com - 05/06/2012, 09:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) akan terjadi tahun 2014. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai nasib anak usaha milik perusahaan yang bakal beralih menjadi BPJS. Kendati begitu, calon BPJS itu siap melepas anak usaha mereka bila ada larangan memiliki bisnis sampingan.

PT Jamsostek, misalnya, memiliki anak usaha PT Binajasa Abadikarya (PT Bijak), yang bergerak dalam bidang usaha Penyedia Tenaga Kerja dan Jasa Pengelolaan Gedung. Kemudian, PT Asuransi Kesehatan (Askes) memiliki PT InHealth, perusahaan asuransi jiwa bersifat komersial.

Saat ini, status pemilikan anak usaha itu masih menjadi polemik. Namun, manajemen perusahaan telah menyiapkan dua rencana. "Bila ada larangan memiliki anak usaha, kami akan menjualnya," kata Hotbonar Sinaga, Direktur Utama Jamsostek, pekan lalu.

Namun, seandainya BPJS boleh memiliki anak usaha, Jamsostek siap mengembangkan lebih besar lagi. Saat ini, aset PT Bijak mencapai Rp 3 miliar. Perusahaan ini telah menyalurkan ribuan tenaga kerja ke luar negeri dan perusahaan di domestik, seperti Astra International, Lotte Mart, Adhi Karya, Bank ICB Bumiputera dan sebagainya. "Kalau dijual, uangnya bakal masuk ke Jamsostek dan menjadi aset BPJS," ungkap Hotbonar.

I Gede Subawa, Direktur Utama Askes juga sependapat. "Jika dilarang, kami siap menjual ke pihak ketiga, bila tidak, InHealth kami usulkan menjadi lembaga investasi," tandas I Gede.

Menjadi lembaga investasi, InHealth bisa memberikan dividen. Bila dijual, pembeli harus mengubah produk InHealth yang selama ini sama persis dengan Askes. "Kami meminta agar manajemen InHealth mulai memikirkan merancang produk dan premi sendiri. Tapi, kami tidak melarang InHealt menggunakan jaringan rumah sakit yang ada selama ini," kata Umbu Marisi, Direktur Operasional Askes.

Umbu menyebutkan, premi Inhealth mencapai Rp 1 triliun per tahun 2011. Saat itu, perusahaan ini mengantongi laba bersih sekitar Rp 41 miliar, turun 41 persen dari tahun 2010.

Parikesit Suprapto, Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN menyebutkan, ada opsi pelepasan anak usaha itu dari perusahaan calon BPJS. "Opsinya, diserahkan ke perusahaan BUMN yang lain," katanya.

Menurut dia, opsi ini adalah yang terbaik. Mengingat, InHealth memiliki prospek bisnis cerah, sehingga akan lebih baik bila tetap milik pemerintah. Namun, Parikesit enggan memaparkan lebih lanjut, karena opsi itu masih dalam kajian Kementerian BUMN. (Mona Tobing, Feri Kristianto/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com