Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Tempe Indonesia untuk Tempe yang Higienis

Kompas.com - 05/06/2012, 12:05 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri tempe sebenarnya cukup berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Tapi produksinya masih ada yang kurang higienis dan ramah lingkungan. Oleh sebab itu, Rumah Tempe Indonesia dibentuk sebagai upaya mewujudkan produksi tempe yang baik.

"Industri tempe di Indonesia merupakan industri yang dirajai oleh produsen kecil dan menengah yang jumlahnya sangat besar. Kontribusinya terhadap perekonomian kita, yakni sebesar kurang lebih Rp 700 miliar per tahun tidak dapat dipandang sebelah mata," sebut Tina ETV Napitupulu, Documentation Officer SCoPe Indonesia Program, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (5/6/2012).

Kontribusi ekonomi yang besar dari tempe juga didukung oleh faktor budaya. Tempe merupakan bagian dari budaya pangan Indonesia. Tapi, kata Tina, hanya sedikit perhatian yang diberikan terhadap kondisi industri tempe selama ini. Produksi tempe sekarang ini masih belum baik.

Ia menggambarkan kondisi pembuatan tempe dengan tempat produksi yang penuh asap. Asap itu menjadi gangguan bagi pekerja karena bisa memedihkan mata. Bahkan asap membuat ruang produksi menjadi pengap dan panas. Proses pengolahannya juga mengkhawatirkan. Salah satu contohnya dalam hal perebusan, ada pelaku usaha menggunakan drum bekas oli. Ini berbahaya karena meskipun sudah dibersihkan namun rentan terhadap karat.

"Kondisi memprihatinkan ini mendorong Koperasi Pengrajin Tempe Tahu Indonesia (KOPTI) Kabupaten Bogor, Mercy Corps dan Forum Tempe Indonesia untuk berinisiatif mendirikan Rumah Tempe Indonesia," tambah dia.

Pembentukan Rumah Tempe Indonesia didukung juga oleh Kedutaan Uni Eropa, PT FKS Multiagro, PT ANTAM dan American Soybean Association International Marketing (ASA IM). Rumah ini sudah dibangun dan akan diresmikan pada 6 Juni 2012.

Di tempat ini, tempe diolah menggunakan peralatan stainless steel yang berstandar food grade. Bahan bakar yang dipakai juga bukan kayu bakar yang melepaskan karbon dengan jumlah besar ke udara, melainkan memakai gas elpiji yang lebih rendah emisi.

Selain itu, para pekerjanya juga telah mendapatkan beberapa kali pelatihan GHP (Good Hygiene Practice) terkait tempe dan pengolahan yang lebih higienis. Kemajuan-kemajuan inilah yang akan dijadikan patokan bagi industri tempe Indonesia di masa mendatang.

Selain memproduksi tempe yang higienis dan ramah lingkungan, Rumah Tempe Indonesia juga akan menjadi pusat belajar bagi perajin tempe yang lain, sehingga memungkinkan percepatan adopsi dan replikasi teknologi dan menjadikan industri tempe di Indonesia berdaya saing internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com