Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Tolak Skema Baru

Kompas.com - 07/06/2012, 03:19 WIB

Paris, Rabu - Jerman, Rabu (6/6), menolak rencana tersembunyi yang disusun Uni Eropa untuk menyelamatkan Spanyol dan sejumlah negara zona euro yang terpukul krisis utang dan krisis perbankan. Di sisi lain, Spanyol secara implisit menginginkan zona euro berperan mengatasi masalah ekonomi berkedok kesatuan euro.

Spanyol, Irlandia, Portugal, dan Yunani terlilit utang dan mengalami kebangkrutan perbankan. Investor dan Uni Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB), serta Dana Moneter Internasional (IMF) menolak memberi dana begitu saja. Mereka hanya mau membantu jika negara yang terkena krisis melakukan penyehatan keuangan negara yang terus-menerus defisit dan penyehatan sektor perbankan.

Uni Eropa, khususnya Jerman, menginginkan negara yang terpukul krisis menekan pengeluaran negara yang diduga banyak dikorupsi. Jerman juga menginginkan reformasi perekonomian, termasuk reformasi badan usaha negara yang tidak efisien.

Namun, langkah ini tidak dilakukan. Mendadak, Ketua Komisi Uni Eropa Michel Barnier, di Brussels, Belgia, menuangkan skema baru penyelamatan perbankan zona euro yang terpukul krisis. Dalam skema ini tersimpul niat untuk membuat semua perbankan di zona euro dilebur menjadi semacam bank milik zona euro, bukan lagi milik negara-negara individu. Ide ini dinamai sebagai ”banking union”.

Untuk menopang ide itu diusulkan agar lembaga perbankan Eropa tidak lagi diawasi semata-mata oleh negara asal tiap bank, tetapi oleh Uni Eropa dan ECB. Dengan kata lain, ada kerelaan melepas kedaulatan negara soal pengawasan lembaga perbankan.

Dengan keadaan ini, jika terjadi kebangkrutan sebuah bank, pihak yang akan turun tangan mengatasi masalah perbankan adalah semua institusi atau semua pihak di zona euro.

Perbankan Jerman, misalnya, bisa diharapkan langsung turun tangan membantu perbankan zona euro lainnya yang sedang bangkrut. Dengan terbentuknya ”banking union”, ECB juga diharapkan bisa turun tangan mengatasi masalah perbankan di satu negara, dengan asumsi bank itu adalah milik zona euro, bukan lagi milik negara individu.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menyiratkan dukungan pada skema ini. Untuk itu, Rajoy berkali-kali menekankan integrasi penentuan anggaran untuk dilepas di bawah zona euro. Dengan kata lain, Spanyol rela dengan ide agar pengaturan anggaran pemerintah ditentukan di bawah kekuasaan zona euro dan bukan lagi Spanyol. Hal ini yang ditolak oleh Jerman.

Diminta menyerah

Menteri Keuangan Perancis Pierre Moscovisi, Rabu, di Paris, secara implisit meminta Spanyol menyerah. Dikatakan, Spanyol sebenarnya bisa mendapatkan dana talangan dari IMF jika Spanyol bersedia. Namun, Spanyol selalu menepis bantuan IMF, Uni Eropa, dan ECB karena persyaratannya amat sulit, mencakup tuntutan reformasi ekonomi yang menyakitkan.

Anggota Parlemen Jerman, Michael Fuchs dari Christian Democratic Union (CDU), menolak ide Uni Eropa soal ”banking union”. ”Ini sama saja menyeret Jerman ke dalam kebangkrutan. Penabung kita tak bisa jadi tameng atas masalah perbankan yang dibuat negara lain,” kata Fuchs.

Kanselir Jerman Angela Merkel malah mempertanyakan skema penyelamatan krisis yang diotaki Uni Eropa itu. Jerman tetap menekankan agar Spanyol meminta dana ke Dana Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF).

Permintaan dana ke EFSF memiliki prosedur sulit dan ketat. Spanyol tetap enggan mengajukan permohonan dana ke EFSF karena IMF, Uni Eropa, dan ECB terlibat menentukan persyaratan ketat. (REUTERS/AP/AFP/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com