KOMPAS.com - Bertani buah, lalu memanen, dan terakhir menjualnya ke pengepul. Ini merupakan siklus yang umumnya dilakukan petani. Keuntungan yang didapat pun belum tentu lebih untung bila dibandingkan dengan para pengepul buah di pasaran. Belum lagi, bila masuk masa panen raya, harga buah malah turun drastis karena kelebihan produksi.
Hal inilah mendorong Rubiah, menyulap hasil pertanian hortikulturanya (sayuran/buah/tanaman hias), yakni jambu biji jenis getas merah menjadi produk makanan buah olahan.
Perbedaan harga jual yang cukup signifikan, juga mendorong petani buah asal Kendal ini, akhirnya fokus merintis usaha rumahan tersebut. “Kalau musim panen raya, harga jambunya malah jatuh, cuma Rp 500 - Rp 1.000 per kilonya. Beda bila saya jual olahannya. per kemasan bisa mencapai Rp 5.000 - Rp 12.500,” ungkapnya saat ditemui di pameran UMKM Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Jumat (8/6/2012).
Dari tangannya, 15 jenis makanan tercipta dari hasil olahan buah berdaging merah berbiji namun berkulit hijau tersebut, seperti sirup, jus, selai, sambal pasta petis, manisan, dodol, wingko, dan masih banyak lagi. Dari belasan makanan bercita rasa jambu biji getas merah tersebut, Rubiah mengatakan, sirup, selai, dan sambal pasta petis lah merupakan produk paling laku di pasaran. Sirup dijual dengan harga Rp 12.000 per lemasan, Sambal pasta Rp 5.000, dan selai Rp 12.500.
“Unik mas, makanya saya tertarik untuk membelinya, karena tidak ada di sini (Jakarta), paling yang ada cuma buah dan jusnya saja, ” ujar salah seorang pembeli kepada Kompas.com, saat mengunjungi stan pameran produk Rabiah.
Walaupun usahanya berskala home industy, per harinya Rubiah mengakui, mampu menjual produknya hingga 50 kemasan atau sekitar Rp 500.000. “Saya tidak tahu pastinya dapat berapa, mungkin bersihnnya sekitar Rp 5 juta per bulan, ” ujar Rabiah yang kini mampu menyekolahkan anak sulungnya hingga ke jenjang sarjana.
Ekspansi pasar yang dilakukan Rubiah pun, hanya sebatas toko oleh-oleh dan acara-acara pernikahan. Pernah juga, beberapa kali mengirim produk pesanan ke daerah Yogyakarta, Semarang, dan Jakarta.
Selain itu, bila pertaniannya masuk masa panen raya, maka untuk mengakali kelebihan produksi buah, Rubiah menjualnya ke dalam dua jenis. Satunya dijual dalam bentul produk makanan hasil olahan buah dan satunya lagi dijual utuh dalam bentuk buah.
Hasil belajar
Sebelumnya, keuangan keluarga Rubiah bergantung penuh pada suami. Bertani pun ia lakukan untuk membantu perekonomian keluarga. “Saya juga tidak ingin menjadi ibu-ibu rumah tangga lainnya mas, menganggur di rumah, tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.