Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Tepung dan Semen Terus Jalan Meski Om Liem Tiada

Kompas.com - 18/06/2012, 08:05 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengusaha nasional Henry Pribadi menyatakan, meskipun Om Liem--panggilan Liem Sioe Liong (Sudono Salim)-- telah dimakamkan Minggu (17/6/2012), akan tetapi cita-citanya mengembangkan industri tepung terigu dan semen telah berhasil di Indonesia.

"Tidak semua pengusaha yang telah mendapat kesempatan dari pemerintah berhasil merintis dan mengembangkannya. Salah satunya adalah Om Liem yang berhasil setelah Presiden Soeharto membuka peluang kepadanya dan pengusaha lainnya. Ada pengusaha yang gagal meskipun telah diberi kesempatan yang sama," tandas Henry, yang ikut melayat jenasah Om Liem kepada Kompas, Minggu (17/6/2012) malam. Henry dan Liem Soe Liong termasuk dalam sekelompok pengusaha sebagai pembayar pajak terbesar pada tahun 1994.

"Kedua industri tersebut dirintis dan dikembangkan oleh Om Liem bersama tiga pengusaha lainnya. Mereka  yang pada tahun 1990-an dikenal sebagai Gang of Four, kemudian menjadi legendaris. Om Liem dulu sebelum dikenal menjadi Gang of Four mendirikan PT Waringin Kentjana. Waringin inilah cikal bakal Salim Grup," tambah Henry.

Empat pengusaha dimaksud adalah Om Liem, Ibrahim Risjad, Djuhar Sutanto dan sepupu Soeharto sendiri, Soedwikatmono. "Mereka empat pengusaha yang menjadi satu untuk merintis dan mengembangkan PT Bogasari dan PT Indocement. Sekarang kita melihat kedua perusahaan itu telah berkembang dan pelopor dari kedua industri tersebut di Indonesia bahkan di dunia," jelas Henry. Ia membenarkan Om Liem adalah pengusaha senior yang dituakan dan dihormati oleh pengusaha-pengusaha China pada waktu itu. "Benar, kalau Om Liem sudah turun (menyelesaikan), semua perseteruan berakhir di antara para pengusaha," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com